Anak

Kenali Lebih Jauh Alergi Makanan pada Bayi

Jenis makanan ini sebaiknya dihindari jika bayi ada riwayat alergi makanan.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Ilustrasi. (pixabay)
Ilustrasi. (pixabay)

Himedik.com - Alergi makanan terjadi akibat sistem kekebalan tubuh keliru menanggapi protein yang berasal dari makanan dan menganggapnya sebagai sebuah ancaman. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali si kecil.

Pada umumnya, gejala muncul dalam beberapa menit hingga dua jam setelah makan makanan tertentu. Anak akan mengeluh lidah atau mulutnya terasa kesemutan, gatal atau terbakar.

Tidak hanya itu, telinganya juga mungkin gatal bahkan kesulitan bernapas. Dalam beberapa kasus, gejala alergi makanan seperti masalah eksim atau gastrointestinal seperti muntah atau diare - bersifat kronis, atau berkelanjutan.

Anak-anak dapat memiliki reaksi terhadap makanan bahkan jika mereka sudah pernah mengonsumsinya.

Perlu juga diingat bahwa alergi anak bisa terjadi jika makanan dikombinasikan dengan yang lain, misalnya telur, susu atau kacang tanah ke dalam kue.

Ada kemungkinan bayi alergi terhadap makanan apa pun. Namun, delapan kelompok makanan ini punya pengaruh besar terhadap alergi pada bayi, seperti telur, susu, kacang tanah, gandum, kedelai, kacang walnut dan mete, ikan (tuna, salmon) dan kerang (lobster, udang dan kepiting.)

Ilustrasi. (pixabay)
Bayi. (pixabay)

Jika anak tampak kesulitan bernapas, mengalami pembengkakan pada wajah atau bibir atau mengalami muntah dan diare setelah makan, segera hubungi dokter.

Kamu juga harus siap jika alergi akan terjadi lagi. Bahkan jika reaksi pertama ringan, yang berikutnya mungkin lebih parah.

Bicarakan dengan dokter tentang bagaimana cara mengatasinya dan makanan pengganti lainnya.

Berita Terkait

Berita Terkini