Anak

Akibat Kelalaian RS, Bayi Baru Lahir Tak Bernapas 26 Menit lalu Meninggal

Staf RS mengaku sibuk saat sang ibu dalam keadaan darurat.

Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Alison Clark mencium Sebastian - (Facebook/Alison Clark)
Alison Clark mencium Sebastian - (Facebook/Alison Clark)

Himedik.com - Orangtuanya, Alison dan Justin Clark, dari Surbiton, harus membuat keputusan yang memilukan untuk mematikan mesin pendukung kehidupan bayinya setelah ia terkena infeksi yang menurut dokter tidak bisa pulih.

Sebastian Clark, bayi malang yang baru lahir, meninggal di Rumah Sakit St George di Tooting, London selatan pada 12 Maret 2017, hanya empat hari setelah ia dilahirkan di Rumah Sakit Kingston di Surrey. Peristiwa berawal dari masalah yang ditimbulkan "staf rumah sakit yang sibuk tidak mengikuti prosedur", seperti dikutip dari The Sun, Rabu (16/1/2019).

Pada 6 Maret, ketuban Alison pecah, dan dia berulang kali meminta dokter serta bidan untuk melakukan operasi caesar. Namun, di malam yang "sibuk" itu, staf mengatakan bahwa operasi tersebut tidak diperlukan. Sebagai gantinya, tim medis melakukan prosedur 'sweep', yakni melebarkan serviks untuk mendorong kelahiran alami.

Dr Chorouk Kohler-Boureq mengatakan bahwa saat itu ada dua ibu yang masuk dalam keadaan darurat, sehingga menurutnya satu orang harus diberi penanganan yang berbeda. Pada saat kelahiran Sebastien, dokter bersalin pun memprioritaskan seorang ibu yang lain.

Kemudian ketika membantu kelahiran Sebastian, dokter harus berhadapan dengan korioamnionitis, infeksi Alison Clark, yang kemudian menular pada Sebastian selama persalinan.

Alison dan Justin Clark - (Facebook/Justin Clark)
Alison dan Justin Clark - (Facebook/Justin Clark)

Diketahui, prosedur 'sweep' ini dikenal untuk 'mengaktifkan' bakteri yang terjadi secara alami, seperti B Strep dan E-Coli, di leher rahim dan menyebabkan infeksi. Perawat Jenny Coward juga mengatakan, "Bukan prosedur normal untuk melakukan sweep sebelum mengirim pasien pulang."

Dia mengakui, dia seharusnya serius menangani situasi ini.

Setelah tertular infeksi ibunya, Sebastian menderita kerusakan otak parah yang membuatnya selama 26 menit tidak bisa bernapas, mendengar, atau melihat ketika ia dilahirkan, hingga akhirnya meninggal.

Dua minggu setelah kematian Sebastian, Alison Clark menerima surat dari rumah sakit yang "meminta maaf karena mengecewakannya."

"Menurut saya itu salah saya karena saya terinfeksi dan butuh bantuan untuk mendorong," sesal Alison.

Suaminya mengaku takut ketika istrinya dalam keadaan darurat karena dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Ada darah, sangat banyak darah. Momen itu sedikit menghantuiku seumur hidup. Aku takut jika terjadi sesuatu pada nyawa Alison dan putraku," katanya.

Pada Mei 2018, pasangan Clark dikaruniai sepasang bayi laki-laki kembar yang sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini