Anak

Anak Ini Meninggal karena Alergi Mencium Aroma Ikan

Orangtua agar jangan anggap remeh alergi pada anak.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Yuliana Sere

Ilustrasi bocah meninggal karena alergi (pixabay)
Ilustrasi bocah meninggal karena alergi (pixabay)

Himedik.com - Seorang anak berusia 11 tahun meninggal setelah ia memiliki alergi terhadap bau ikan yang dimasak.

Camron Jean-Pierre meninggal di kediaman di East 82nd Street, Canarsie, di Brooklyn, New York City, pada Hari Tahun Baru, kata polisi kepada Newsweek.

Anak itu dan ayahnya, Steven Jean-Pierre, pergi ke Brooklyn dari New Jersey untuk mengunjungi neneknya. Saat mereka memasuki rumah, saat itu pula keluarga mereka sedang bersiap untuk makan malam.

Jean-Pierre pun kemudian pingsan karena menciup bau ikan kod yang sedang dimasak. Tak berselang lama, polisi kemudian datang dan menemukan bocah itu tak sadarkan diri.

Keluarganya berusaha memberikan obat untuk dihirup, tapi sayangnya anak itu terlalu lemah untuk bernapas. Ayahnya kemudian memanggil ambulans.

Ia pun dibawa ke Rumah Sakit Brookdale di Brooklyn, dan sang ayah memberinya ciuman di saat anaknya berjuang untuk tetap sadar.

Bisakah Alergi Kacang pada Anak Dicegah?. (suara.com)
Anak alergi. (suara.com)

''Ayah, aku mencintaimu,'' begitu kata-kata terakhir Camron kepada ayahnya.

''Kebetulan mereka memasaknya ketika kami masuk,'' kata Steven kepada New York Post. Ia menambahkan bahwa biasanya alergi putranya tidak separah itu.

Sang ayah mengatakan bahwa putranya adalah yang terbaik dan membuat semua orang bahagia. ''Dia adalah pangeranku, dia adalah segalanya bagiku.''

Purvi Parikh, seorang ahli alergi dan imunologi di NYU Langone Health, mengatakan kepada Newsweek bahwa ikan adalah salah satu dari delapan alergen makanan yang paling umum.

Ia menambahkan, jarang terjadi reaksi alergi yang disebabkan oleh menghirup makanan pemicu alergi.

''Ini bisa sulit untuk diprediksi tetapi biasanya mereka yang menderita asma atau alergi yang lebih parah memiliki risiko lebih tinggi.''

''Faktanya, semua penderita asma berisiko lebih tinggi mengalami anafilaksis dalam bentuk apapun, apakah itu disebabkan oleh tertelan, kontak kulit atau terhirup,'' tuturnya menjelaskan.

Dia kemudian mendesak agar orangtua tidak menganggap remeh alergi anak.

Penderita selalu memiliki injektor epinefrin darurat untuk diberikan, kata Parikh.

''Gunakan itu pada awal gejala karena ini adalah satu-satunya obat yang dapat menyelamatkan hidup. Keterlambatan pengobatan ini bisa berbahaya,'' ujarnya.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu dalam jurnal Pediatrics, sekitar 5,6 juta anak-anak di AS memiliki alergi makanan. Itu berarti sekitar 8 persen dari total anak-anak di AS.

Dari total, sekitar 1,6 juta anak alergi terhadap kacang tanah; 1,4 juta untuk susu; 1 juta untuk kerang; dan 900.000 untuk pohon kacang. Lebih lanjut, 600.000 berisiko sakit karena telur; 400.000 karena ikan sirip; dan jumlah yang sama oleh gandum dan kedelai.

Berita Terkait

Berita Terkini