Anak

Cegah Virus Corona Covid-19 Pakai Masker N95, Efektifkah untuk Anak-Anak?

Ahli menemukan bahwa pemakaian masker N95 pada anak-anak untuk mencegah penularan virus corona Covid-19 kurang tepat karena beberapa alasan.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Anak-anak mengenakan masker bedah (Pexels/Janko Ferlic)
Anak-anak mengenakan masker bedah (Pexels/Janko Ferlic)

Himedik.com - Pemakaian masker sangat disarankan untuk orang yang sedang sakit, flu dan batuk sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona Covid-19.

Dalam hal ini, Departemen Kesehatan di Singapura telah menyarankan penggunaan masker bedah yang lebih tepat untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19, dibandingkan masker N95.

Diketahui, masker N95 adalah masker superior dengan risiko kebocoran lebih kecil. Bahkan masker N95 ini bisa menyaring partikel virus hingga debu yang paling kecil.

Meskipun masker N95 menawarkan perlindungan lebih baik daripada masker bedah, beberapa penelitian kesehatan menunjukkan bahwa masker N95 ini mungkin tidak memiliki keunggulan agar terhidar dari infeksi pernapasan menular akut, dibandingkan masker bedah sederhana.

Adapun infeksi pernapan menular akut, termasuk virus influenza yang disebarkan melalui tetesan, mirip dengan virus corona Covid-19 dari Wuhan, China.

Masker N95 [shutterstock]
Masker N95 [shutterstock]

Lalu, apakah masker N95 ini cocok dan efektif untuk melindungi anak-anak?

Masker wajah yang paling efektif memiliki desain bagian atas yang bisa bisa menutup puncak hidung. Lalu, desai bagian bawah masker bisa ditarik menutup bawah dagu.

Tetapi dilansir dari Asia One, penggunaan masker pada anak-anak mungkin perlu memerhatikan dua faktor, yakni efektifitasnya dan kenyamanannya.

Penggunaan masker yang tidak nyaman mungkin akan membuat balita menangis dan mereka akan cenderung memegang wajahnya. Kondisi ini pastinya membuat masker tidak lagi efektif menangkal virus.

Sebenarnya, masker memang tidak cocok untuk bayi atau balita yang masih berusia di bawah 3 tahun. Karena, penggunaan masker bisa mengakibatkan hipoventilasi pada balita di bawah 3 tahun yang masih memiliki kapasitas paru-paru lebih kecil.

Selain itu, balita juga belum memiliki kemampuan pembersihan karbon dioksida yang lebih baik. Padahal akumulasi kadar karbon dioksida yang tinggi bisa membahayakan kesehatan.

Saat ini masker N95 yang tersedia di pasaran hanya disarankan untuk orang dewasa. Jika anak-anak, mungkin anak-anak yang berusia di atas 12 tahun.

Pada anak-anak usia 7-12 tahun, sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa pemakaian masker N95 bisa digunakan secara aman selama kegiatan fisik rutin, seperti belajar di sekolah, naik bus, beraktivitas di sekolah tanpa mengurangi kemampuan anak bernapas.

Namun, keamanan penggunaan masker N95 untuk anak kecil belum dievaluasi dan belum direkomendasikan. Sehingga baiknya, anak-anak tidak dipakaikan masker N95.

Sementara itu, anak-anak yang lebih tua disarankan untuk memakai masker bedah untuk melindungi diri. Karena, mereka mungkin sudah rentan terhadap infeksi dan komplikasinya, terutama mereka dengan masalah pernapasan kronis, penyakit jantung, kondisi neurologis dan sistem kekebalan tubuh lemah.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

Berita Terkait

Berita Terkini