Info

Akibat Inflasi, Kehidupan Seksual Warga Venezuela Terganggu

Krisis ekonomi di Venezuela juga memengaruhi kehidupan seksual warganya.

Rauhanda Riyantama

Krisis ekonomi di Venezuela. (Reuters)
Krisis ekonomi di Venezuela. (Reuters)

Himedik.com - Venezuela kini dilanda krisis ekonomi besar-besaran. Pasalnya, negara asal Amerika utara itu sedang mengalami hiperinflasi yang menghancurkan ekonomi negara. 

Selain berdampak pada laju ekonomi, ternyata krisis ekonomi juga memengaruhi kehidupan seksual warganya. Hal ini dikarenakan harga alat kontrasepsi, baik kondom maupun pil kontrasepsi melonjak drastis.

Walaupun ada warganya yang cukup uang untuk membeli, tapi barang tersebut sangat langka di pasaran.   

Hal tersebut disampaikan oleh Mariana Zuniga, jurnalis dari Caracas, Venezuela, menceritakan pengalamannya di acara BBC Radio 4 saat ingin membeli kondom. Kondom sangat sulit untuk didapat dan saat itu, ia hanya menemukan tujuh boks kondom yang tersisa.

Satu boks kondom berharga 1.000.000 bolivar Venezuela. Menurut situs konversi mata uang XE, saat ini 1 bolivar sama dengan Rp 1.491. Itu berarti harga satu boks kondom mencapai lebih dari Rp 1,4 miliar.

Saat ini upah minimum warga Venezuela adalah 3.000.000 bolivar atau setara Rp 4,4 miliar. Itu berarti, harga kondom di Venezuela mencapai sepertiga gaji yang didapatkan oleh warganya.

“Kami hidup dalam krisis. Banyak barang yang menjadi langka, termasuk kondom dan kontrasepsi lainnya,” kata Zuniga dalam wawancara bersama BBC.

Krisis ekonomi di Venezuela. (AFP)
Krisis ekonomi di Venezuela. (AFP)

Sebuah laporan yang dipublikasikan di jurnal kesehatan BMJ pada 23 Maret 2018 telah memaparkan dampak yang akan terjadi bila harga kontrasepsi terus melambung tinggi di Venezuela.

Jika hal itu berlansung dalam kurun lama dikhawatirkan akan meningkatkan angka kehamilan remaja, penyebaran HIV, dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya, kekerasan pada perempuan, serta aborsi yang dilakukan secara sembarangan.

Laporan tersebut juga mencatat, sejak 2013, saat Presiden Nicolas Maduro pertama kali menjabat dan Venezuela mulai terkena krisis, lebih dari 11.000 orang Venezuela dinyatakan telah mengidap HIV dan 2.500 di antaranya adalah anak-anak.
Keadaan ini menyebabkan HIV kembali menjadi wabah setelah 30 tahun berlalu.

Zuniga menambahkan, untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, warga Venezuela terpaksa melakukan metode kuno, yaitu dengan cara coitus interuptus, atau mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi atau dengan menggunakan sistem kalender.

Para perempuan pun memilih untuk mensterilkan dirinya agar tidak mengalami kehamilan. Zuniga mengatakan, sebuah klinik di Caracas pada tahun 2017 telah melakukan sterilisasi pada 400 wanita.

“Sebelumnya, wanita yang memilih disterilkan adalah wanita berusia 30 lebih yang sudah punya tiga anak. Sekarang, wanita usia 19, 20, 24 ingin disterilkan karena punya anak sangat mahal dan mereka tidak bisa menemukan pil kontrasepsi. Mereka pun putus asa,” pungkas Zuniga.

Berita Terkait

Berita Terkini