Info

Air Rebusan vs. Air Galon, Sehat Mana?

Dulu, orang lebih memilih merebus air daripada beli. Tapi sekarang, banyak orang yang beralih mengonsumsi air minum dalam kemasan. Sehat mana sih?

Rauhanda Riyantama | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Air (iStock)
Air (iStock)

Himedik.com - Belakangan ini, banyak orang yang lebih memilih membeli air minum dalam kemasan seperti air galon dibandingkan merebus air dari keran. Selain lebih praktis, air galon juga terasa lebih segar.

Tapi ada hal yang harus kamu perhatikan sebelum memilih menggunakan air galon. Seperti mereknya yang sudah mendapat izin edar dari BPOM dan teruji sesuai SNI. Pasalnya jika belum mengantoni label dari keduanya dikhawatirkan mengandung beragam jenis bakteri patogen penyebab penyakit.

Tak hanya itu, meski sudah terstandarisasi kamu juga perlu cek tanggal kadaluwarsa. Secara teknis air memang tidak akan basi. Tetapi air yang dikemas dalam wadah berbahan plastik memiliki risiko terkena kontaminasi zat kimia beracun dan bakteri jika sudah disimpan dalam waktu yang lama.

Hal itu bisa terjadi ketika galon yang disimpan dalam toko atau gudang, terkena paparan sinar matahari serta panas udara sehingga membuat bahan kimia air turut luruh dalam air. Bahkan juga menyebabkan bakteri berkembang biak.

Ilustrasi air galon (iStock)
Ilustrasi air galon. (iStock)

Beralih ke air rebusan dari keran. Sumber air keran setiap rumah tidak sama, ada yang dari danau (air PAM), sungai, hingga sumur (air tanah). Beruntunglah yang sumber air keran rumahnya berasal dari pusat instalasi PAM.

Pasalnya air PAM bisa langsung diminum tanpa harus dimasak karena sudah diproses sedemikian rupa. Tapi yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan menurunnya kualitas air setelah dialirkan ke setiap rumah.

Dikarenakan adanya kekhawatiran mengenai pemasangan pipa yang tidak sesuai standar atau masalah teknis lainnya, yang akhirnya bisa menyebabkan tumbuhnya bakteri pada pipa. Sehingga yang awalnya kualitas air boleh diminum tanpa dimasak, menjadi diragukan.

Sedangkan air tanah kualitasnya belum terjamin. Jika mau, kamu bisa bawa sampel air tanah untuk diuji kebersihan dan kualitasnya. Jika terbuktu aman, kamu baru bisa menggunakannya untuk keperluan masak.

Ilustrasi air keran (watertech)
Ilustrasi air keran (watertech)

Lalu manakah yang lebih baik? Pasalnya keduanya juga berisiko terkontaminasi bakteri.

Ada banyak hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum memilih antara air rebusan dan galon. Memang benar, merebus air hingga mendidih akan membunuh bakteri dan racun dalam air. Sayangnya tidak semua.

Beberapa jenis bakteri, seperti Clostridium botulinum rupanya masih bisa bertahan hidup di atas suhu 100 derajat celcius. Bakteri ini hidup di danau, sungai, serta tanah dan bisa menyebabkan seseorang keracunan jika terinfeksi.

Jadi, kalau kamu ingin mengonsumsi air keran yang sumbernya dari PAM sebaiknya rebus dulu hingga mendidih. Tapi jika sumbernya bukan dari PAM, uji dulu kualitas airnya di laboratorium terdekat. Jika terbukti aman kamu bisa mengonsumsinya dengan direbus dulu hingga mendidih.

Ilustrasi merebus air (iStock)
Ilustrasi merebus air (iStock)

Perlu kamu ingat, ketika merebus air, jangan langsung matikan api setelah mendidih. Biarkan air mendidih setidaknya selama 10 menit.

Sedangkan jika kamu lebih memilih air galon, pastikan pilih yang mereknya sudah terstandarisasi SNI dan terdaftar BPOM. Cek juga tanggal kadaluarsanya dan ketika menyimpannya jauhkan dari paparan sinar matahari.

Jadi kesimpulannya, baik air galon maupun air rebusan sama-sama memiliki risiko terhadap kesehatan jika tidak diolah atau disimpan dengan baik.

Berita Terkait

Berita Terkini