Himedik.com - Hari ini, Minggu, 28 Oktober, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Sudah seharusnya kita sebagai penerus bangsa turut memperingati dengan cara mengaplikasikan isi dari Sumpah Pemuda. Salah satu isinya yaitu 'kami putra putri Indonesia, berbahasa satu, bahasa Indonesia'.
Masalahnya adalah seiring berjalannya waktu, sikap pemuda pemudi Indonesia banyak yang tidak mencerminkan hal itu. Memang tak dapat dipungkiri, di zaman yang serba teknologi ini kemampuan berbahasa asing terutama Inggris harus terus diasah. Tapi ingatlah bahwa kita harus mengutamakan bahasa Indonesia.
Baca Juga
''Utamakan bahasa Indonesia, pelihara bahasa daerah, kuasai bahasa asing,'' papar Ivan Razela Lanin.
Sekadar informasi bagi kamu yang belum tahu siapa itu Ivan Razela Lanin, pria yang kerap disapa 'Uda' oleh para follower twitternya ini merupakan aktivis bahasa Indonesia dan juga pendiri Wikimedia Indonesia.
Lalu apa hubungannya pemilihan bahasa dengan pikiran seseorang?
Pada dasarnya otak memiliki jaringan bahasa yang terletak di daerah frontal otak sebelah kiri. Jika bagian tersebut mengalami kerusakan, maka akan berpengaruh pada kemampuan berkomunikasi seseorang. Kondisi ini disebut dengan penyakit aphasia.
Kalau memang seperti itu kasusnya, tentu kita tidak boleh menyalahkan mereka. Berbeda halnya jika kalian mencampuradukkan bahasa layaknya bahasa 'anak Jaksel'. Entah apa alasannya, yang jelas sebagai pemuda penerus generasi bangsa sebaiknya gunakan satu bahasa ketika berkomunikasi untuk menunjukkan keteraturan berpikir.
''Kemampuan memilih kata yang tepat menunjukkan keteraturan berpikir. Usahakan selalu gunakan satu bahasa dalam satu kalimat. Jangan dicampur,'' tutur Ivan Lanin dalam cuitan di twitter pribadinya @ivanlanin.
Jadi, sudahkah kamu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar hari ini? Selamat Hari Sumpah Pemuda!
