Info

Bekerja 35 Hari Tanpa Henti, Pria Ini Alami Pendarahan Otak

Karoshi, fenomena kematian akibat jam kerja berlebih.

Tinwarotul Fatonah | Yuliana Sere

Ilustrasi. (unsplash/@Miguel Gonzalez)
Ilustrasi. (unsplash/@Miguel Gonzalez)

Himedik.com - Karoshi merupakan fenomena kematian yang disebabkan oleh jam kerja yang berlebih. Peristiwa seperti ini sangat umum ditemui di Jepang.

Namun kali ini, fenomena karoshi dialami oleh Yang (51), seorang pria asal Pingtung, Taiwan.

Ia diketahui 'lolos' dari maut akibat bekerja selama 35 hari tanpa henti di sebuah pabrik ikan beku di Taiwan.

Yang pingsan saat dia sedang bekerja pada pukul 4 sore. Ia pun langsung dibawa ke rumah sakit. Tenaga medis mengatakan Yang mengalami pendarahan otak dan tekanan darah tinggi.

Akibatnya ia menjadi cacat. Dia juga tidak bisa bekerja dan harus menjalani rehabilitasi untuk waktu yang lama karena mengalami kerusakan saraf.

Ilustrasi tidur setelah makan. (unsplash)
Ilustrasi. (unsplash)

Bahkan Yang hampir tidak bisa berjalan setelah empat tahun. Pria tersebut memutuskan untuk menuntut perusahaannya karena dianggap memberikan beban kerja berlebih.

Sayangnya, perusahaan menganggap bahwa Yang sendiri tidak memiliki pola hidup sehat. Ia diketahui sering merokok dan minum alkohol.

Untuk mengetahui kasus ini lebih dalam, Kementerian Tenaga Kerja Taiwan memutuskan untuk langsung menyelidiki sistem kerja di perusahaan tempat Yang bekerja.

Mereka menemukan Yang telah bekerja lebih dari 10 jam selama 35 hari berturut-turut tanpa henti. Bahkan sehari sebelum ia dirawat, ia diketahui telah bekerja selama 14,5 jam.

Hakim kemudian memutuskan bahwa perusahaan itu bersalah karena membuatnya bekerja dalam waktu yang lama.

Sebagai informasi, undang-undang ketenagakerjaan di Taiwan menyatakan perusahaan tidak dapat meminta karyawan untuk bekerja selama lebih dari 12 jam sehari dan lebih dari 46 jam lembur dalam sebulan.

Hakim akhirnya memutuskan perusahaan untuk membayar kompensasi sebesar 2 miliar lebih kepada Yang.

Berita Terkait

Berita Terkini