Info

Para Dokter Atasi Pasien Keracunan Alkohol dengan Alkohol, Begini Hasilnya

Meski terdengar gila, hal itu berhasil!

Vika Widiastuti | Dwi Citra Permatasari Sunoto

Ilustrasi keracunan alkohol. (pixabay/jarmoluk)
Ilustrasi keracunan alkohol. (pixabay/jarmoluk)

Himedik.com - Alkohol kerap dikaitkan dengan penyebab kondisi kesehatan tertentu. Namun, apa jadinya jika ternyata hal yang dianggap merusak itu justru bisa menyembuhkan?

Melansir dari World of Buzz, kejadian aneh tersebut terjadi pada Nguyen Van Nhat. Setelah pesta Natal, ia harus dilarikan ke ICU karena mengalami keracunan alkohol parah akibat minum alkohol dengan jenis yang tidak murni terlalu banyak.

Menurut laporan Tuoi Tre News, Nhat tidak sadarkan diri dan dalam kondisi terancam jiwanya pada saat ia tiba di Rumah Sakit Umum Quang Tri di Vietnam tengah-utara. Namun, yang mengejutkan adalah bahwa para dokter di rumah sakit terus memberikan pasien yang berusia 48 tahun itu lebih banyak alkohol untuk mengobati kondisinya.

Meski kedengarannya sungguh tidak masuk akal, nyatanya metode itu berhasil. Dokter memberi pasien resep satu kaleng bir satu jam dan setelah 15 jam (di mana pasien minum total 15 kaleng bir) dan pengobatan selesai.

Nhat kemudian berhenti diberi alkohol, walaupun kondisinya masih mabuk, tetapi sebaliknya, dia baik-baik saja. Lalu bagaimana hal itu bisa berhasil?

Perawatan ini bekerja karena pada dasarnya ada dua jenis alkohol yaitu metanol dan etanol. Metanol ditemukan dalam alkohol yang tidak disuling dan sangat beracun.

Ketika masuk dalam tubuh dan diproses oleh hati, itu dapat menyebabkan kerusakan saraf, kebutaan, dan kematian. Di sisi lain, etanol tidak menyebabkan keracunan serius.

Ketika hati memprioritaskan memecah etanol sebelum metanol, para dokter memberi pasien etanol yang cukup (ditemukan dalam bir) untuk menunda tubuh memproses metanol sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh pasien melalui dialisis dan buang air kecil.

Anehnya, menggunakan bir untuk menyelamatkan pasien dari keracunan alkohol tidak menjadi terobosan di dunia medis menurut Le Van Lam, kepala unit perawatan intensif rumah sakit.

Selain itu, Hans-Jörg Busch, seorang dokter darurat di University Medical Center Freiburg mengatakan kepada Badan Pers Jerman Der Spiegel bahwa terapi dengan 15 kaleng bir agak tidak biasa, tetapi sangat bisa dimengerti, mungkin kolega Vietnam tidak punya alkohol lain.

"Itu tidak selalu tergantung pada jenis alkohol. Jauh lebih penting adalah memulai segera terapi," tambahnya.

Berita Terkait

Berita Terkini