Info

Lebih Berbahaya Uap Vape atau Asap Rokok? Ini Kata Pakar

Yang berbahaya dari asap rokok adalah kandungan tar ketika dihirup tubuh lewat proses pembakaran.

Vika Widiastuti

Ilustrasi asap rokok. (Pixabay/Macedo_Media)
Ilustrasi asap rokok. (Pixabay/Macedo_Media)

Himedik.com - Rokok elektrik yang disebut bisa membantu seseorang untuk berhenti merokok masih dipertanyakan. Bahkan tak sedikit yang menganggap bahwa uap yang dihasilkan vape sama bahayanya dengan asap rokok ketika dihirup.

Menjawab keraguan ini, Dr drg Amaliya MSc PhD, Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) mengatakan bahwa yang berbahaya dari asap rokok adalah kandungan tar ketika dihirup tubuh lewat proses pembakaran. Semua proses pembakaran, kata Amaliya menghasilkan zat tar.

"Sementara vape tidak ada tar karena tidak ada pembakaran. Jadi semua yang dibakar seperti asap knalpot, asap pembakaran sate itu menghasilkan tar. Kalau uap hasil pemanasan seperti merebus air, merebus mie itu tidak menghasilkan tar," ujar Amaliya di Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Amaliya pun mengatakan bahwa sebenarnya rokok elektrik bukan berarti tanpa bahaya. Namun menurutnya risikonya hanya lima persen dibandingkan orang-orang yang menghisap rokok konvensional yang dibakar.

"Hanya lima persen bahayanya. Kalau dibilang tidak bahaya sama sekali salah, tapi dibandingkan dengan rokok yang dibakar risikonya berkurang jauh. Jangan dibandingkan dengan yang tidak merokok," imbuhnya.

Rokok elektrik, kata Amaliya terdiri dari air, gliserin, perasa dan ada pula kandungan nikotin maupun yang tidak mengandung nikotin. Menurutnya, rokok elektrik bisa menjadi cara alternatif bagi perokok konvensional untuk mulai berhenti merokok.

"Penelitian yang meneliti orang masih merokok diajak berhenti dengan berbagai cara, berbagai obat dan konseling. Semua dicoba termasuk rokok elektrik. Hasilnya yang memakai rokok elektrik lebih banyak yang bisa berhenti rokok selama setahun," tandasnya.

Menurutnya uap vape tidak sama bahayanya dengan asap rokok, walaupun masih berbahaya tapi hal itu cukup membantu sebagian orang untuk berhenti merokok.  (Suara.com/Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini