Info

Waspada! Tidur 10 Jam atau Lebih Tingkatkan Risiko Kematian Dini, Kok Bisa?

Seseorang yang bangun tidur lebih lama dari 8 jam memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sebabkan kematian dini

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Tidur miring - (Pixabay/Claudio_Scott)
Tidur miring - (Pixabay/Claudio_Scott)

Himedik.com - Jika Anda masih sering bangun kesiangan, terutama jika total jam tidurnya lebih dari 10 jam lebih baik hentikan sekarang juga.

Tidur terlalu lama dinilai lebih berbahaya daripada kurang tidur, menurut penelitian yang diterbitkan pada Mei 2018 di Jurnal American Heart Association.

Melansir Washington Times, orang yang tidur 10 jam atau lebih meningkatkan risiko penyakit jantung, berdasarkan studi yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Keele, Inggris, ini.

Para peneliti menganalisis 74 studi sebelumnya tentang durasi tidur yang dilaporkan oleh hampir 3 juta partisipan.

Mereka menemukan, orang yang tidur 10 jam atau lebih memiliki risiko kematian dini 30% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidur 7 jam.

Selain itu, tidur lebih lama dikaitkan dengan peningkatan 56% risiko kematian akibat stroke dan 39% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Gangguan tidur bisa pengaruhi berat badan. (unsplash)
Ilustrasi tidur terlalu lama (unsplash)

Oleh karena itu, para penulis merekomendasikan mempertahankan antara tujuh dan delapan jam tidur untuk kesehatan yang optimal.

"Durasi tidur yang lebih lama mungkin lebih terkait dengan hasil yang merugikan dibandingkan dengan durasi tidur yang lebih pendek," catat mereka dalam kesimpulan.

Hal ini juga didukung dengan penelitian yang diterbitkan pada 5 Desember 2018, yang dilansir dari WebMD.

Pada studi yang dimasukkan ke Jurnal European Heart, peneliti mengatakan peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian pada orang yang tidur lebih lama mungkin karena mereka memiliki masalah kesehatan mendasar.

"Ini bukan karena tidur yang lama menyebabkan kematian atau kesehatan yang buruk, tetapi bahwa kesehatan yang buruk menyebabkan peningkatan tidur," jelas Francesco Cappuccio, profesor kedokteran dan epidemiologi kardiovaskular, Universitas Warwick, Inggris.

Berita Terkait

Berita Terkini