Info

Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Durasi Tidur yang Dianjurkan

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidur hanya empat hingga lima jam per hari bisa menyebabkan obesitas.

Vika Widiastuti

ilustrasi tidur - (Pixabay/cuncon)
ilustrasi tidur - (Pixabay/cuncon)

Himedik.com - Pola makan dan olahraga teratur penting saat sedang menjalani program penurunan berat badan. Namun, waktu dan kualitas tidur juga tak bisa diabaikan karena hal ini ternyata sangat berpengaruh. 

Dilansir dari timesofindia, menurut Pusat Kesehatan dan Kinerja Manusia, salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan orang ketika hendak menurunkan berat badan adalah kurang tidur.

Padahal menurut National Sleep Foundation, saat tidur, tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri dengan cara melepas hormon pertumbuhan. Hormon-hormon tersebut merangsang otot, sintetis protein, dan proses pemecahan lemak yang disebut lipolisis. Jadi, tak tidur nyenyak berarti tidak mendapat manfaat maksimal dari proses ini.

Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa tidur hanya empat hingga lima jam per hari bisa menyebabkan obesitas. Sehingga tidur yang cukup dan berkualitas bisa membantu dalam penurunkan berat badan.

Disarankan untuk tidur sekitar 7 hingga 9 jam per hari untuk memastikan tubuh diperbaiki dengan benar dan bisa mencegah obesitas. Tak hanya membantu menurunkan berat badan, tidur berkualitas juga membuat orang bangun dengan segar.

Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi susah tidur. (Sumber: Shutterstock)

Studi lain, yaitu dari American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan bahwa orang yang tidur dengan nyenyak, pengeluaran energi istirahat mereka lebih dari yang tidak tidur nyenyak.

Orang-orang yang tidurnya berkualitas juga bisa kehilangan 20 persen lebih banyak kalori setelah makan dibandingkan yang kurang tidur.

Bahkan ketika Anda mengonsumsi jumlah kalori yang direkomendasikan oleh ahli gizi, tetapi tidak tidur dengan benar maka penurunan lemaknya tidak akan sebanyak orang yang tidur lebih baik.

Sebuah studi yang dilakukan di University of Chicago semakin menguatkan hal ini. Dalam studi itu, peneliti membagi peserta ke dalam dua kelompok. Mereka diminta mengonsumsi jumlah kalori yang sama, tetapi satu kelompok tidur selama 8,5 jam, sementara yang lain hanya tidur 5,5 jam.

Kelompok yang tidur lebih lama kehilangan lebih banyak berat badan pada akhir bulan dibanding mereka yang kurang tidur.

Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)

Selain itu, kurang tidur juga bisa menurunkan kadar leptin atau hormon kenyang sehingga membuat tubuh membutuhkan lebih banyak karbohidrat yang mengarah pada kenaikan berat badan.

Tidur yang tepat bisa meningkatkan aktivitas fisik, sementara tidur yang kurang bisa menyebabkan kelelahan di siang hari. Kelelahan ini bisa membuat Anda kurang termotivasi untuk berolahraga atau akan menyerah pada sesi latihan awal.

Berita Terkait

Berita Terkini