Info

Setop, 6 Kebiasaan Makan Ini Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh

Selama pandemi corona Covid-19 berlangsung, kesehatan dan kekebalan tubuh menjadi hal yang diperlukan agar tetap prima.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi makan. (Shutterstock)
Ilustrasi makan. (Shutterstock)

Himedik.com - Saat pandemi corona, kekebalan tubuh menjadi hal yang penting. Oleh karena itu, perlu bagi Anda untuk menghindari hal-hal yang bisa menurunkan daya tahan, termasuk kebiasaan makan.

Seorang Nutrisionis dan penulis New York Times, Cynthia Sass, MPH, RD berbagi melalui Health mengenai makanan dan kebiasaan makanan yang menurunkan daya tahan tubuh. Mari simak!

1. Makan Makanan Begaram Terlalu Banyak

Sebuah penelitian baru dari University Hospital of Bonn yang dilakukan pada manusia dan tikus menyimpulkan bahwa terlalu banyak garam dapat menyebabkan defisiensi imun. Para peneliti menemukan bahwa ketika ginjal mengeluarkan kelebihan natrium, efek yang terjadi adalah pengurangan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri.

Mengalihbahasakan dari Health, Covid-19 adalah penyakit infeksi virus yang dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Penelitian tersebut menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara kelebihan natrium dan fungsi kekebalan secara keseluruhan.

Menurut Dietary Guidelines for Americans, batas harian natrium yang disarankan adalah di bawah 2.300 mg per hari untuk orang dewasa yang sehat, kurang dari asupan rata-rata aktual 3.440 mg per hari.

Ilustrasi keripik kentang. [Shutterstock]
Ilustrasi keripik kentang. [Shutterstock]

Menurut CDC, lebih dari 70% konsumsi natrium orang Amerika berasal dari makanan olahan. Itulah sebabnya cara terbaik untuk mengekang asupan Anda adalah dengan membatasi produk olahan, seperti sup kalengan dan pizza beku. Periksa kadar natrium per sajian pada label Fakta Gizi.

"Sedangkan untuk mengasinkan makanan, satu sendok teh garam meja mengandung 2.300 mg natrium. Jika Anda menggunakan sedikit garam untuk membumbui makanan segar, Anda masih bisa tetap di bawah batas yang disarankan," tulis Cynthia Sass dalam Health.

Berita Terkait

Berita Terkini