Himedik.com - Otoritas kesehatan China mengklaim bahwa pihaknya akan menyelesaikan vaksin pada September untuk keperluan darurat. Bahkan vaksin bisa diberikan pada warga sehat di awal tahun 2021.
Perkembangan vaksin tersebut terhitung cepat, mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pembuatan vaksin bisa memakan waktu 12 hingga 18 bulan.
Baca Juga
Benarkah Bisa Tahan Napas 10 Detik Bebas dari Corona Covid-19? ini Kata WHO
Saat Pandemi Corona Usai, Ini 9 Kebiasaan yang Diprediksi Terus Berlanjut
Temuan Baru, Anak-Anak Positif Covid-19 Umumnya akan Sembuh dalam 2 Minggu
Menurut Pakar, Suplemen Makanan Jadi Senjata Penting untuk Melawan Covid-19
Tetap Fokus! Ini 6 Tips Membangun Konsentrasi saat WFH
Virus Corona Bermutasi, Pakar Imbau Tak Perlu Takut dan Khawatir
Melansir dari South China Morning Post (SCMP), Gao Fu, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menyatakan bahwa vaksin dari pihaknya saat ini berada pada tahap dua atau tiga uji klinis. Dengan begitu, vaksin diperkirakan dapat tersedia pada saat potensi gelombang kedua wabah Covid-19.
Tiga vaksin potensial China telah menyelesaikan uji coba tahap pertama.
"Kami berada di garis depan untuk pengembangan vaksin dan kami mungkin memiliki vaksin yang siap untuk penggunaan darurat pada bulan September," kata Gao.
Penggunaan darurat yang dimaksud adalah untuk diberikan pada tenaga medis yang bertugas.
"Vaksin yang baru dikembangkan ini, yang masih dalam uji klinis fase dua atau fase tiga, dapat digunakan untuk beberapa kelompok khusus orang, misalnya petugas kesehatan," tambahnya.
Gao juga menambahkan bahwa pada awal tahun 2021 vaksin mungkin sudah bisa diedarkan secara umum kepada publik.
"Kami mungkin memiliki vaksin untuk populasi sehat awal tahun depan, tetapi kelayakannya akan bergantung pada kemajuan perkembangan kami," kata Gao.
Sejak virus corona melanda secara global, para ilmuwan di berbagai negara berlomba untuk mengembangkan vaksin untuk memerangi pandemi.
Menurut WHO, enam kandidat vaksin potensial telah memasuki uji klinis dan 77 calon vaksin lainnya sedang dalam studi praklinis.