Info

China Sebut Vaksin Siap Diberikan pada Warga Awal Tahun 2021

Menurut pakar kesehatan China, negara tersebut mengklaim akan memiliki vaksin Covid-19 penggunaan darurat pada bulan September.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi vaksin - (Pixabay/whitesession)
Ilustrasi vaksin - (Pixabay/whitesession)

Himedik.com - Otoritas kesehatan China mengklaim bahwa pihaknya akan menyelesaikan vaksin pada September untuk keperluan darurat. Bahkan vaksin bisa diberikan pada warga sehat di awal tahun 2021.

Perkembangan vaksin tersebut terhitung cepat, mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pembuatan vaksin bisa memakan waktu 12 hingga 18 bulan.

Melansir dari South China Morning Post (SCMP), Gao Fu, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok menyatakan bahwa vaksin dari pihaknya saat ini berada pada tahap dua atau tiga uji klinis. Dengan begitu, vaksin diperkirakan dapat tersedia pada saat potensi gelombang kedua wabah Covid-19.

Tiga vaksin potensial China telah menyelesaikan uji coba tahap pertama.

"Kami berada di garis depan untuk pengembangan vaksin dan kami mungkin memiliki vaksin yang siap untuk penggunaan darurat pada bulan September," kata Gao.

Penggunaan darurat yang dimaksud adalah untuk diberikan pada tenaga medis yang bertugas.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]

"Vaksin yang baru dikembangkan ini, yang masih dalam uji klinis fase dua atau fase tiga, dapat digunakan untuk beberapa kelompok khusus orang, misalnya petugas kesehatan," tambahnya.

Gao juga menambahkan bahwa pada awal tahun 2021 vaksin mungkin sudah bisa diedarkan secara umum kepada publik.

"Kami mungkin memiliki vaksin untuk populasi sehat awal tahun depan, tetapi kelayakannya akan bergantung pada kemajuan perkembangan kami," kata Gao.

Sejak virus corona melanda secara global, para ilmuwan di berbagai negara berlomba untuk mengembangkan vaksin untuk memerangi pandemi.

Menurut WHO, enam kandidat vaksin potensial telah memasuki uji klinis dan 77 calon vaksin lainnya sedang dalam studi praklinis.

Berita Terkait

Berita Terkini