Info

Lama di Rumah Aja Bisa Picu Cabin Fever, Seperti Ini Gejalanya!

Masa karantina mandiri di rumah aja bisa memicu cabin fever bila terlalu lama, waspadai tanda-tandanya.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi di rumah aja (Foto: suara.com/shutterstock).
Ilustrasi di rumah aja (Foto: suara.com/shutterstock).

Himedik.com - Masa karantina mandiri selama pandemi virus corona Covid-19 tentu mengubah banyak hal. Terlebih, semua orang diminta di rumah aja, menjaga jarak sosial dan menghindari kerumunan.

Kondisi ini tentu membuat semua orang merasa sendirian atau kesepian terkurung di dalam rumah. Pada akhirnya, kondisi ini juga akan memengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.

Jika karantina mandiri membuat seseorang merasa sesak, mudah tersingung dan gelisah. Kondisi itu bisa disebut demam kabin atau cabin fever.

Dilansir dari Netdoctor.com, Kondisi itu disebut demam kabin karena gejalanya bisa muncul selama periode waktu yang lama dihabiskan dalam ruang tertutup. Bahkan kondisi ini bisa menyebabkan depresi bila tak terkendali.

Pada dasarnya, demam kabin bukan termasuk Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Dr Meg Arroll, seorang psikolog mengatakan ini bukan kondisi psikologis atau kejiwaan yang bisa didiagnosis.

Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)
Ilustrasi Isolasi Mandiri (Shutterstock)

"Namun, kondisi itu bisa dilihat sebagai sindrom," kata Meg Arroll.

Menurut Dr Arroll, adapun gejala demam kabin yang bisa Anda waspadai selama masa isolasi mandiri di rumah aja, antara lain:

1. Kegelisahan
2. Ketidaksabaran
3. Kelesuan
4. Mood dan motivasi rendah
5. Masalah kognitif, seperti kesulitan konsentrasi
6. Masalah tidur
7. Ketidakmampuan mengatasi stres.

"Semua gejala di atas berakar pada perasaan terisolasi dari dunia, yang berasal dari aktivitas terbatas, seperti yang dipaksakan sekarang ini," jelasnya.

Perhatian pula gejala-gejala ini juga bisa mengindikasikan gangguan lainnya. Jika gejala ini menyusahkan atau berdampak pada fungsi Anda maka carilah bantuan profesional kesehatan mental.

Berita Terkait

Berita Terkini