Info

Waduh, 5 Makanan Sehat Ini Ternyata Bisa Berisiko Bagi Kesehatan!

Perlu diketahui juga bahwa beberapa makanan bernutrisi ternyata bisa saja beracun dan membahayakan tubuh Anda.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Brokoli/pexels
Brokoli/pexels

Himedik.com - Makanan sehat dan bergizi ternyata juga bisa menjadi makanan yang berisiko buruk pada kesehatan, bahkan jadi makanan beracun. Khususnya jika Anda memakannya terlalu sering atau belum dimasak.

Dilansir dari BabaMail, berikut adalah beberapa makanan yang biasa dikenal sehat tapi bisa juga berbahaya, antara lain:

1. Kerang

Kerang adalah sumber protein yang luar biasa dan nutrisi bermanfaat lainnya. Sayangnya, kerang tidak seaman ikan, terutama ketika dikonsumsi mentah.

Makanan laut segar dapat menyerap bakteri dan virus yang berpotensi berbahaya dari perairan sekitarnya dan menyebabkan gangguan pencernaan serius.

Selain itu, kerang juga bisa menyerap sejumlah besar logam berat beracun dari laut, seperti merkuri atau kadmium yang akhirnya menumpuk di tubuh manusia dan dapat menyebabkan gejala keracunan logam.

Anda tetap boleh makan kerang, tetapi jangan terlalu sering, meskipun kerang masak.

Ilustrasi brokoli (shutterstcok)
Ilustrasi brokoli (shutterstcok)

2. Brokoli

Brokoli sering kali disebut sebagai makanan super dengan kandungan nutrisinya. Namun, nyatanya sayur hijau yang satu ini juga memiliki kelemahan.

Brokoli mengandung senyawa yang disebut tiosianat yang mencegah tubuh Anda menyerap jumlah yodium yang cukup. Jika terjadi terus-menerus, ini dapat menyebabkan tiroid yang kurang aktif atau hipotiroidisme, masalah kronis yang yang membuat kenaikan berat badan tiba-tiba, penipisan rambut, sembelit, depresi dan gejala lainnya.

Demi mencegah risikonya, Anda cukup untuk tidak makan brokoli terlalu sering. Anda bisa mengganti brokoli dengan sayuran lain, seperti wortel atau paprika.

3. Beras Merah

Beras merah memang lebih sehat daripada beras putih, tetapi juga bisa juga menjadi berbahaya. Hal ini tidak ada hubungannya dengan beras itu sendiri, melainkan cara produksinya.

Berita Terkait

Berita Terkini