Info

Ahli: Tes Darah Bisa Prediksi Tingkat Keparahan Infeksi Virus Corona

Sebuah penelitian menemukan tes darah bisa memprediksi tingkat keparahan dan risiko kematian pasien virus corona Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi tes darah. (Pixabay)
Ilustrasi tes darah. (Pixabay)

Himedik.com - Sebuah studi baru mengungkap bahwa bentuk tes darah rupanya dapat membantu memprediksi tingkat keparahan dan risiko kematian pasien virus corona Covid-19.

Caranya dengan melihat lebar distribusi sel darah merah (RDW) yang mengukur variasi volume sel darah merah. Menurut penelitian, RDW yang tinggi meningkatkan risiko kematian akibat serangan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, paru-paru, influenza hingga kanker.

Meskipun mekanisme definitif untuk peningkatan RDW belum ditetapkan. Tapi, penulis studi yang dipublikasikan oleh JAMA Network Open menyimpulkan komponen dalam darah ini bisa menawarkan stratifikasi risiko pasien terinfeksi virus corona Covid-19.

Namun, mereka menyebutkan satu kemungkinan bahwa peningkatan RDW dalam beberapa kondisi mungkin mencerminkan kondisi klinis, pergantian sel darah merah telah melambat dalam pengaturan peningkatan produksi serta leukosit atau trombosit seperti akan terjadi peradangan.

Penelitian sebelumnya dilansir dari Fox News, telah memeriksa biomarker lain dalam darah untuk menilai tingkat keparahan virus corona Covid-19.

Ilustrasi tes darah (Shutterstock)
Ilustrasi tes darah (Shutterstock)

Studi dari George Washington University telah menunjuk lima biomarker berkaitan dengan hasil buruk virus corona Covid-19, yakni CRP, D-dimer, IL-6, LDH dan feritin.

Dalam penelitian tersebut, penulis memberi tahu bahwa peningkatan RDW saat seseorang masuk dan selama rawat inap berkaitan dengan peningkatan risiko kematian yang signifikan secara statistik.

Pada pasien dengan RDW normal, risiko kematiannya mencapai 11 persen dan pasien dengan RDW tinggi memiliki risiko kematian 31 persen. Dalam hal ini, RDW yang tergolong tinggi bila lebih dari 14,5 persen.

Para peneliti dari Rumah Sakit Umum Massachusetts mempelajari 1.641 orang dewasa dengan virus corona Covid-19 yang dirawat di empat rumah sakit di Boston antara 4 Maret hingga 28 April 2020.

Hubungan antara peningkatan risiko kematian dan RDW dipertahankan setelah memperhitungkan faktor-faktor tertentu termasuk usia, ras, etnis dan komordibitas umum.

Para peneliti mengatakan angka dasar untuk pasien dengan RDW tinggi tidak diketahui. Bahkan penelitian lebih lanjut masih diperlukan selama tahap awal penyakit.

Karena, para peneliti perlu melihat seberapa cepat RDW bisa berkembang sebelum seseorang menjalani rawat inap di rumah sakit.

Meski begitu, penelitian ini menyoroti pentingnya intervensi awal dan agresif untuk pasien berisiko dan manajemen sumber daya rumah sakit yang terbaik.

Berita Terkait

Berita Terkini