Info

Perlu Tahu, Fakta dan Gejala Virus Corona Baru yang Beredar di Inggris

Varian baru virus corona penyebab sakit Covid-19 tersebut ditakutkan berisiko membuat vaksin tidak bekerja efektif.

Yasinta Rahmawati

Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi masker dan virus corona. (Pixabay)

Himedik.com - Menteri Kesehatan Inggris Hatt Hancock mengatakan ada virus corona jenis baru yang disebut telah menyebar dan menulari warga Inggris.

Kabar ini pun membuat heboh dan meningkatkan kekhawatiran di tengah masyarakat, karena varian baru virus corona penyebab sakit Covid-19 tersebut ditakutkan berisiko membuat vaksin tidak bekerja efektif.

Berikut ini adalah seputar fakta dan gejala dari varian baru Covid-19 yang disebut lebih cepat menular, seperti diwartakan Metro, Minggu (20/12/2020)

1. Menular lebih cepat

Diungkap Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson baru-baru ini, varian baru virus corona  yang menyebar di Inggris ini 70 persen lebih menular daripada varian yang sebelumnya. Namun Johnson mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan jika varian ini lebih berbahaya. Pemerintah Inggris saat ini sedang menugaskan para ahli untuk menganalisis lebih jauh varian baru tersebut.

"Tidak ada bukti bahwa varian itu menyebabkan sakit lebih parah atau kematian pasien lebih tinggi, tapi varian ini muncul karena menyebabkan penularan lebih mudah," ujar Johnson.

Sedangkan bukti sementara penularan lebih cepat ini didapatkan, karena varian ini meningkatkan angka R (tingkat penularan) menjadi lebih besar 0,4 persen.

2. Gejala varian baru Covid-19

Layanan Kesehatan Masyarakat Inggris atau National Health Service (NHS) mengonfirmasi jika strain baru virus SARS CoV 2 atau Covid-19 memiliki gejala yang sama persis dengan varian sebelumnya yang beredar. Mereka yang terinfeksi varian baru ini masih akan mengalami batuk terus menerus, mengalami masalah hilangnya indra penciuman, rasa, dan baru, termasuk mengalami demam tinggi di atas 37,8 derajat celcius.

Batuk terus menerus yang dimaksud adalah mengalami batuk selama lebih dari satu jam, atau mengalami lebih dari tiga kali terbatuk-batuk selama 24 jam. Kelelahan juga kerap sering terjadi saat seseorang terinfeksi strain baru virus ini.

Berita Terkait

Berita Terkini