Info

Studi Lancet: Pasien Covid-19 Rawat Inap Bisa Alami Gejala hingga 6 Bulan

Sebuah studi menunjukkan bahwa pasien Covid-19 rawat inap bisa mengalami setidaknya satu gejala hingga enam bulan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona Covid-19. (Shutterstock)

Himedik.com - Sebuah studi di Wuhan, China menunjukkan bahwa tiga perempat pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit bisa mengalami setidaknya satu gejala hingga 6 bulan setelah terinfeksi.Studi tersebut telah diterbitkan di jurnal The Lancet.

Melansir dari Medical Xpress, studi ini mengamati efek jangka panjang dari infeksi Covid-19 pada orang yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, China.

Mereka mengungkapkan bahwa gejala yang paling umum bertahan adalah kelelahan atau kelemahan otot yang terjadi pada 63 persen pasien, kesulitan tidur pada 26 persen pasien, dan kecemasan atau depresi terjadi di antara 23 persen pasien.

Pasien yang sakit parah di rumah sakit lebih sering mengalami gangguan fungsi paru-paru dan kelainan pada pencitraan dada enam bulan setelah timbulnya gejala.

Tingkat antibodi penetral turun lebih dari setengah atau 52,5 persen setelah enam bulan pada 94 pasien yang tanggapan kekebalannya diuji pada puncak infeksi. Hal ini kemudian meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan terinfeksi kembali oleh virus.

Ilustrasi Covid-19. (Elements Envato)
Ilustrasi Covid-19. (Elements Envato)

Sayangnya sedikit yang diketahui tentang efek kesehatan jangka panjang dari Covid-19 karena hanya sedikit penelitian lanjutan yang telah dilakukan. Studi yang telah dilakukan hanya melihat sejumlah kecil kasus selama periode tindak lanjut yang singkat.

"Analisis kami menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terus hidup dengan setidaknya beberapa efek virus setelah meninggalkan rumah sakit dan menyoroti kebutuhan perawatan pasca kepulangan, terutama bagi mereka yang mengalami infeksi parah," kata ujar Profesor Bin Cao dari National Center for Respiratory Medicine, China-Japan Friendship Hospital dan Capital Medical University yang terlibat dalam penelitian.

"Pekerjaan kami juga menggarisbawahi pentingnya melakukan studi lanjutan yang lebih lama pada populasi yang lebih besar pula untuk memahami spektrum penuh dari efek Covid-19 pada manusia," imbuhnya.

Berita Terkait

Berita Terkini