Info

Hasil Survei Inggris, Berikut Gejala Umum Infeksi Varian Baru Virus Corona

Hanya sedikit orang yang melaporkan mengalami kehilangan bau dan rasa pada mereka yang terinfeksi varian baru virus corona.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Himedik.com - Akibat mutasi, varian baru virus corona yang pertama kali muncul di Inggris memiliki ciri tersendiri dalam hal gejala. Batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot adalah gejala yang lebih umum pada varian ini. Hal ini dinyatakan oleh Badan Statistik Nasional (ONS) di Inggris.

Melansir dari Huffpost, hanya sedikit orang yang melaporkan mengalami kehilangan bau dan rasa pada mereka yang terinfeksi varian baru virus corona.

Analisis tersebut mengamati tes swab yang diambil antara 15 November 2020 hingga 16 Januari 2021. Penelitian dilakukan saat persentase tes positif tertinggi yang terkait dengan varian baru terlihat di London dan Tenggara Inggris.

Orang yang dites positif ditanyai tentang gejala yang mereka alami. Analisis menemukan bahwa hilangnya rasa dan bau secara signifikan lebih jarang terjadi pada tes positif yang kompatibel dengan varian baru.

Gejala yang lebih sering dikaitkan dengan varian ini adalah batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, mialgia (nyeri otot), demam, serta sedikit peningkatan sakit kepala. Tidak ada bukti perbedaan prevalensi gejala gastrointestinal (seperti mual dan diare), sesak napas, atau nyeri perut.

"Varian ini lebih mudah menular dan individu yang terinfeksi tampaknya memiliki muatan virus yang lebih tinggi sehingga menghasilkan lebih banyak virus. Hal ini dapat mengakibatkan infeksi yang lebih luas di dalam tubuh yang mungkin menyebabkan lebih banyak batuk, nyeri otot, dan kelelahan," kata Lawrence Young, seorang ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di University of Warwick di Inggris.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)
Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

"Varian baru ini memiliki 23 perubahan dibandingkan dengan aslinya. Beberapa dari perubahan ini di berbagai bagian virus dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh dan juga memengaruhi rentang gejala yang terkait dengan infeksi," imbuhnya.

Richard Tedder, peneliti senior dalam virologi medis di Imperial College London menyarankan perubahan gejala mungkin juga menjadi alasan penularannya yang meningkat.

"Misalnya, jika ada peningkatan jumlah batuk dan mungkin bersin terkait dengan virus varian tertentu, kedua aktivitas ini secara nyata dapat meningkatkan jumlah virus yang dilepaskan ke lingkungan, sehingga membuatnya lebih menular," kata Tedder. 

Berita Terkait

Berita Terkini