Himedik.com - Vaksin Johnson & Johnson (J&J) dimasukkan dalam vaksinasi global dan izin penggunaan darutat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini dinyatakan pihak WHO pada Jumat (12/3/2020).
Izin ini membuka jalan bagi tambahan 500 juta dosis vaksin untuk program vaksin global Covax. Progam inisiasi WHO ini mendistribusikan vaksin ke negara-negara miskin dan berkembang.
Baca Juga
Operasi Setelah Infeksi Covid-19 Berisiko, Kapan Waktu yang Tepat?
Tak Hanya Serang Mental, Berduka Juga Berefek pada Kesehatan Fisik
Vaksinasi Ditunda akibat Pandemi, Difteri Muncul dengan 18 Varian
Jaga Kesehatan Mental dengan Nutrisi, Yuk Ikuti Panduan Makan Sehat Berikut
Ahli Sebut Virus Corona Covid-19 Inggris Lebih Mematikan 2 Kali Lipat
Waspada, Paparan Asap Rokok Tembakau Tingkatkan Risiko Tekanan Darah Anak
"Setiap alat baru, aman dan efektif melawan Covid-19 adalah satu langkah lebih dekat untuk mengendalikan pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti yang dikutip dari Medical Xpress.
Penyataan WHO muncul setelah vaksin J&J mendapat persetujuan dari Uni Eropa pada Kamis (11/3/2021). Vaksin ini juga telah mendapatkan izin dari Amerika Serikat, Kanada, dan Afrika Selatan.
WHO menyatakan bahwa J&J telah diberikan daftar penggunaan darurat. Organisasi tersebut telah memberikan daftar penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diproduksi di India dan Korea Selatan, serta vaksin yang dibuat oleh Pfizer / BioNTech.
Sekitar 500 juta dosis suntikan J&J telah dijanjikan ke untuk program Covax . WHO berharap vaksin dapat diluncurkan mulai Juli.
"Saat vaksin baru tersedia, kami harus memastikan mereka menjadi bagian dari solusi global," kata Tedros dalam sebuah penjelasan singkat.
“Kami berharap vaksin baru ini akan membantu mempersempit ketimpangan vaksinasi,” katanya.
Uji klinis menemukan bahwa suntikan J&J 67 persen efektif mencegah orang terkena Covid-19. Vaksin juga itu terbukti 85,4 persen efektif mencegah penyakit parah.
"Data sampel dari uji klinis besar yang dibagikan oleh perusahaan juga menunjukkan bahwa vaksin itu efektif pada populasi yang lebih tua," kata WHO.
Vaksin J&J hanya perlu disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius dan dapat disimpan selama tiga bulan pada suhu yang didinginkan. Selain itu, vaksin satu dosis ini diharapkan dapat memfasilitasi logistik vaksinasi di semua negara.
"Pencapaian hari ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam memastikan akses global ke vaksin sekali pakai kami," kata ketua dan kepala eksekutif J&J, Alex Gorsky.
"Kami bergerak maju dengan tujuan untuk memenuhi komitmen kami kepada masyarakat global untuk membantu mengakhiri pandemi," imbuhnya.