Info

Minimalisir Kopi saat Hamil, Setengah Cangkir Saja Bisa Pengaruhi Janin

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa konsumsi kopi bahkan dalam jumlah kecil bisa berpengaruh pada berat lahir bayi.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

ilustrasi ibu hamil - (Pixabay/StockSnap)
ilustrasi ibu hamil - (Pixabay/StockSnap)

Himedik.com - Konsumsi kopi bahkan dalam jumlah kecil selama kehamilan bisa berefek pada bayi. Sebuah studi menyatakan bahwa sedikitnya setengah cangkir kopi setiap hari mungkin cukup untuk menghambat pertumbuhan dan berat lahir bayi di dalam rahim.

Melansir dari Medicinenet, perempuan yang mengonsumsi rata-rata 50 miligram kafein per hari (setara dengan setengah cangkir kopi) memiliki bayi yang 2,3 ons lebih ringan daripada bayi yang lahir dari ibu yang tidak minum kafein.

"Jumlah itu sebagian kecil dari batas konsumsi kafein harian yang saat ini direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan World Health Organization (WHO)," kata ketua peneliti Jessica Gleason dari Institut Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia AS.

"ACOG merekomendasikan agar perempuan hamil membatasi konsumsi kafein mereka hingga kurang dari 200 miligram sehari dan WHO menyarankan kurang dari 300 miligram setiap hari," kata Gleason.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa bahkan pada tingkat yang lebih rendah pun, kopi bisa berpengaruh pada ukuran lahir bayi.

"Kami selalu menganjurkan para perempuan untuk mendiskusikan konsumsi kafein mereka dengan dokter," tambah Gleason.

Studi ini mengambil langkah lebih jauh, menggunakan sampel darah yang diambil antara 10 hingga 13 minggu kehamilan dari lebih dari 2.000 perempuan di 12 lokasi klinis di Amerika Serikat.

Ibu hamil gadget. (shutterstock)
Ibu hamil gadget. (shutterstock)

Secara keseluruhan, perempuan hamil dengan kadar kafein dalam darah tertinggi melahirkan bayi dengan berat sekitar 3 ons lebih ringan, 0,17 inci lebih pendek, 0,11 inci lebih kecil di lingkar kepala dan sekitar 0,13 inci lebih kecil pada lingkar paha dibandingkan bayi dari perempuan dengan tidak atau sedikit kafein dalam aliran darah.

Penemuan ini dipublikasikan secara online pada 25 Maret di JAMA Network Open. Para peneliti yang tak terkait menyatakan bahwa penelitian ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut karena bertentangan dengan temuan-temuan sebelumnya.

Berita Terkait

Berita Terkini