Himedik.com - Penelitian baru menunjukkan bahwa pemeriksaan menggunakan dua lengan sangat diperlukan untuk menentukan kesehatan jantung.
Melansir dari Eat This, sebuah meta-analisis dari 24 studi global yang diterbitkan di jurnal Hypertension mendesak pentingnya mengambil pembacaan tekanan darah dari kedua lengan. Penelitian menyebutkan bahwa perbedaan keduanya terkait dengan risiko serangan jantung, stroke, dan kematian yang lebih besar.
Baca Juga
Aurel Hermansyah Punya Kista di Rahim, Benarkah Bisa Hambat Kehamilan?
Dikenal Tak Sehat, Studi Sebut Makanan Tinggi Glikemik Cegah Kanker Ovarium
Meski Menyehatkan, Berenang Malah Bisa Sebabkan Masalah pada Vagina
Berolahraga Rutin selama Kehamilan Tingkatkan Kesehatan Metabolik Anak
Waspada, Selain Paru-Paru Virus Corona Juga Bersarang di Mulut
Varian Baru Virus Corona Brasil Mematikan bagi Kaum Muda, Ini Sebabnya!
"Kami sudah lama mengetahui bahwa perbedaan tekanan darah antara kedua lengan terkait dengan hasil kesehatan yang lebih buruk," penulis utama Dr. Chris Clark, seorang dosen klinis senior di University of Exeter Medical School di Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menyertainya.
"Ini memberi tahu kita bahwa semakin tinggi perbedaan tekanan darah antar lengan maka semakin besar risiko kardiovaskular, jadi sangat penting untuk mengukur keduanya," imbuhnya.
Tekanan darah meningkat dan menurun dalam satu siklus dengan setiap denyut nadi dan diukur dalam satuan milimeter merkuri (mmHg). Ada dua angka yang ditawarkan selama pembacaan dengan pembacaan atas (sistolik) mewakili tekanan darah maksimum dan nilai yang lebih rendah (diastolik) adalah tekanan darah minimum.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi diindikasikan dengan tekanan darah sistolik yang tinggi.
“Perbedaan yang signifikan antara pengukuran tekanan darah sistolik di kedua lengan dapat menjadi indikasi penyempitan atau pengerasan arteri yang dapat memengaruhi aliran darah,” catat para peneliti.
"Perubahan arteri ini dikenali sebagai penanda risiko lebih lanjut untuk serangan jantung, stroke atau kematian dini berikutnya dan harus diselidiki untuk pengobatan," imbuhnya.
Menurut temuan para peneliti, setiap perbedaan mmHg yang ditemukan antara kedua lengan meningkatkan risiko angina baru, serangan jantung, atau stroke.