Info

Bagi Orang dengan Masalah Kekebalan, 3 Dosis Vaksin Picu Antibodi Covid-19

Orang dengan masalah kekebalan akan kesulitan meningkatkan antibodi meskipun telah divaksin.

Fita Nofiana

Vaksin, vaksinasi, jarum suntik. (Pixabay)
Vaksin, vaksinasi, jarum suntik. (Pixabay)

Himedik.com - Penelitian yang diterbitkan Senin (14/6/2021) di Annals of Internal Medicine menyatakan bahwa tiga dosis vaksin Covid-19 mungkin dapat meningkatkan perlindungan bagi beberapa orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Penelitian dilakuan oleh peneliti di Universitas Johns Hopkins melibatkan 30 penerima transplantasi organ.

Melansir dari NBC News, para peserta penelitian  semuanya telah divaksinasi penuh dengan dua dosis vaksin mRNA, baik Pfizer-BioNTech atau Moderna. Namun karena penerima transplantasi organ harus minum obat penekan kekebalan untuk memastikan bahwa tubuh mereka tidak menolak transplantasi, ada kekhawatiran bahwa mereka mungkin tidak mengembangkan respons yang kuat terhadap vaksin Covid-19.

Meskipun telah divaksinasi sepenuhnya, sebagian besar pasien dalam penelitian ini (24 pasien) tidak memiliki antibodi terhadap virus corona, dan enam pasien hanya memiliki tingkat yang rendah. Jadi, para peneliti memberi mereka vaksin dosis ketiga, baik Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson. Sekitar dua minggu kemudian, tingkat antibodi mereka diukur lagi. 

Pada pasien yang awalnya tidak memiliki antibodi, delapan mengalami peningkatan setelah dosis ketiga vaksin mereka. Dan pada enam pasien yang sebelumnya memiliki tingkat antibodi rendah mengalami peningkatan antibodi terhadap virus corona.

Ilustrasi Vaksin Gotong Royong. (Dok: Mayora Group)
Ilustrasi Vaksin Gotong Royong. (Dok: Mayora Group)


Meskipun penelitian ini kecil, temuan ini bisa menjadi penting bagi jutaan orang yang kekebalannya terganggu dan masih rentan terhadap Covid-19, bahkan setelah divaksinasi. 

“Bagi saya pesan utama di sini untuk pasien transplantasi dan pasien imunosupresi adalah pesan harapan,” kata Dr. Dorry Segev, penulis studi dan wakil ketua penelitian dan profesor bedah di Universitas Johns Hopkins.

Tetapi mereka memperingatkannya untuk tetap waspada menghindari infeksi. 

"Jangan ubah perilaku Anda dari karantina, tetap di rumah sebanyak mungkin. Ketika Anda keluar, tetap terlindungi. Tetap bermasker dan tetap jaga jarak, bahkan setelah vaksinasi," pungkasnya. 

Berita Terkait

Berita Terkini