Info

Virus Coirona Varian Epsilon, Seberapa Menular dan Berbahayanya?

Para ahli kembali mengkhawatirkan varian baru virus corona, yang disebut varian Epsilon.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona varian epsilon. (Pixabay)
Ilustrasi virus corona varian epsilon. (Pixabay)

Himedik.com - Para peneliti juga turut mengkhawatirkan varian epsilon dari SARS-CoV-2, setelah virus corona varian delta dan lambda yang menjadi varian perhatian.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa varian epsilon ini memiliki 3 mutasi pada protein lonjakannya yang bisa menembus kekebalan atau perlindungan dari vaksin Covid-19.

Varian epsilon ini pertama kali terdeteksi di California, AS pada Juli 2020 lalu. Varian epsilon yang merupakan garis keturunan B.1.429 juga dikenal sebagai CAL.20C, yang merupakan varian virus corona.

Varian epsilon ini memiliki lima mutasi yang menentukan di mana L452R menjadi perhatian khusus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mengkategorikan varian epsilon dan B.1.427 sebagai varian perhatian, karena lonjakan kasus yang mendadak di California.

Studi pracetak menunjukkan bahwa varian epsilon itu sekitar 20 persen lebih mudah menular daripada mutasi virus corona Covid-19 sebelumnya yang ditemukan pertama kali di China.

Ilustrasi Virus Corona, varian epsilon (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona, varian epsilon (Unsplash/CDC)

Para ahli menyarankan bahwa mutasi spesifik pada varian epsilon termasuk 3 protein lonjakan yang menjadi perhatian itu membantu virus menembus kekebalan, yang terbentuk setelah suntik vaksin Covid-19 atau setelah terinfeksi virus corona sebelumnya.

Menurut peneliti dari University of Washington dan laboratorium Vir Biotechnology yang berbasis di San Francisco, varian epsilon memiliki tiga mutasi protein lonjakan yang membantunya melemahkan vaksin Covid-19 hingga 70 persen.

Para ilmuwan mencatat bahwa tiga mutasi pada protein lonjakan varian epsilon mengurangi efektivitas antibodi dalam aliran darah seseorang, yang dihasilkan dari suntik vaksin atau infeksi Covid-19 sebelumnya.

Setelah menguji ketahanan plasma darah dari orang yang divaksinasi dan mereka yang pernah terpapar virus corona, peneliti menemukan bahwa kemampuan untuk menetralkan varian epsilon juga berkurang menjadi 2 hingga 3,5 kali.

Selain kebal terhadap vaksin, varian epsilon ini juga kebal dari antibodi monoklonal spesifik yang digunakan dalam pengobatan pasien virus corona Covid-19 ringan dan sedang.

"Mutasi memberikan varian virus corona untuk benar-benar menghindari antibodi monoklonal spesifik yang digunakan di klinik dan mengurangi efektivitas antibodi dari plasma orang yang divaksinasi," jelas Penelitian dikutip dari Times of India.

Berita Terkait

Berita Terkini