Himedik.com - Vakisin memang telah diketahui memiliki peran penting dalam masa pandemi dengan meunurunkan risiko penularan virus corona Covid-19. Dalam penelitian baru, orang yang tidak divaksin dua kali lipat lebih berisiko mengalami infeksi Covid-19.
Melansir dari MdLinx, orang yang tidak suntik vaksin Covid-19 ditemukan dua kali lebih mungkin mengalami infeksi ulang Covid-19 daripada mereka yang sudah vaksinasi penuh.
Baca Juga
Olahraga Tak Cuma Baik untuk Fisik, Tapi Bisa Membantu Orang dengan Depresi
Ibu Hamil Jangan Bimbang Soal Vaksinasi, Yuk Simak 4 Fakta Berikut
Ahli: Masalah Keuangan Akibat Pandemi Virus Corona Bisa Picu Depresi!
Dokter Gia: Konsumsi Vitamin C 1000 Mg Per Hari Bisa Mengancam Kesehatan
Herbal Habbatussauda, Benarkah Bisa Bantu Meningkatkan Daya Tahan Tubuh?
Menstruasi Dini? Waspada Berisiko Alami Menopause Parah
Hal ini dinyatakan oleh sebuah studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Studi baru ini didasarkan pada 246 orang dewasa Kentucky yang terinfeksi ulang pada Mei hingga Juni tahun ini setelah sebelumnya terinfeksi pada tahun 2020.
Analisis menemukan bahwa orang yang tidak divaksinasi 2,34 kali lebih mungkin terinfeksi ulang dibandingkan dengan orang yang divaksinasi penuh dengan vaksin Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson.
Durasi kekebalan yang didapat dari infeksi masih kurang dipahami dan mungkin dipengaruhi oleh darurat varian yang lebih baru.

Misalnya, penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa sampel darah dari orang yang sebelumnya terinfeksi dengan jenis asli Wuhan memiliki respons antibodi yang buruk terhadap varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah dilakukan sebelum delta menjadi strain dominan di Amerika Serikat. Jadi para peneliti tidak mengetahui kemungkinan pasti mengenai vaksinasi dan infeksi ulang yang terkait dengan varian delta.