Info

WHO Sebut Varian Omicron Tingkatkan Risiko Infeksi Ulang 3 Kali Lipat

WHO menemukan varian Omicron ini bisa meningkatkan risiko infeksi ulang hingga 3 kali lipat.

Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Omicron (Pixabay)
Ilustrasi virus corona Covid-19, varian Omicron (Pixabay)

Himedik.com - Soumya Swaminathan, Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menemukan seseorang bisa mengalami infeksi ulang varian Omicron setelah 90 hari, yang 3 kali lipat lebih tinggi daripada varian Delta.

Soumya Swaminathan mengatakan para ilmuwan membutuhkan bahwa informasi mengenai varian Omicron akan memakan waktu berminggu-minggu untuk menguraikan fitur klinis dari infeksi varian baru virus corona tersebut.

Selama percakapan dengan CNBC-TV18, Swaminathan berkata ada peningkatan kasus infeksi dan rawat inap setelah kemunculan varian Omicron.

"Tapi, kami harus menunggu selama 2 hingga 3 minggu untuk mempelajari tingkat rawat inap dan mengetahui seberapa parah infeksi varian Omicron tersebut," kata Swaminathan dikutip dari India.

Swaminathan juga mengatakan kasus infeksi virus corona di Afrika Selatan juga meningkat pesat di tengah munculnya varian Omicron.

Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona Covid-19, varian Omicron. (Pixabay)

Sebuah laporan menunjukkan bahwa lebih banyak anak yang terinfeksi oleh varian virus corona tersebut. Afrika juga sudah menguji penduduknya dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Sayangnya, sekarang ini belum banyak vaksin Covid-19 yang tersedia untuk anak-anak dan hanya segelintir negara yang memulai vaksinasi untuk anak-anak. Karena itu, ahli memperingatkan potensi peningkatan kasus virus corona.

"Tidak banyak vaksin Covid-19 yang tersedia untuk anak-anak dan sangat sedikit negara yang sudah memvaksinasi anak-anak. Situasi inilah yang membuat anak-anak lebih berisiko terinfeksi," jelasnya.

Tapi, Swaminathan dan tim ilmuwannya masih mengumpulkan data untuk menyimpulkan dampak varian Omicron pada anak-anak.

"Kita perlu melakukan pendekatan yang komprehensif dan berbasis sains mengenai vaksinasi. Karena, varian ini merupakan virus yang sama sehingga tindakan untuk melindunginya juga akan sama," katanya.

Sedangkan, vaksin Covid-19 baru khusus varian Omicron bisa dipertimbangkan tergantung pada seberapa besar kemungkinan varian ini lolos dari kekebalan.

Saat ini, Swaminathan lebih memperioritaskan upaya vaksinasi pada semua orang yang berusia di atas 18 tahun untuk mengurangi penularan.

Berita Terkait

Berita Terkini