Hingga kini masih belum diketahui apakah Covid-19 berdampak pada vape berbeda dengan perokok lainnya. Akan tetapi, secara umum penting untuk dicatat seberapa besar merokok dapat berdampak pada kemampuan Anda untuk melawan infeksi pernapasan.
"Kedua perilaku tersebut meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit parah," tambah Dr. Dean Drosnes, direktur medis di Caron Treatment Centers Pennsylvania.
Baca Juga
Kemungkinan besar, lanjutnya, riwayat melakukan vaping berat dapat membuat seseorang semakin rentan terhadap Covid-19. Orang yang melakukan vape secara berat merusak paru-paru mereka dan tak menyadari hingga mereka terkena infeksi, seperti kerusakan pada sistem pernapasan mereka, mirip Covid-19.
"Bagi mereka yang telah meninggal karena Covid-19, bantuan ventilator tidaklah cukup. Jumlah partikel virus yang telah mencapai paru-paru, strain genetik dari virus tersebut, dan faktor tak diketahui lainnya berdampak pada keparahan tiap kasus," kata Dr Drosnes.
Dr Nathan Do, ahli paru dari AdventHealth Tampa di Florida mengatakan bahwa tak seperti virus pernapasan umum, Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan sel ekstensif pada dinding kantung udara di paru-paru.
"Saat tubuh merespons infeksi tersebut, sebuh kaskade perantara inflamasi terlepas. Paru-paru menjadi lebih terinflamasi dan dipenuhi oleh cairan, yang nantinya akan menjadi pneumonia akut atau tekanan pernapasan akut," lanjutnya.
Lalu bagaimana dengan mereka yang merokok atau vaping? Dr Do mengatakan bahwa kondisi tersebut 12-14 kali lebih buruk pada orang yang memiliki riwayat merokok atau vape.
"Akan tetapi ini hal ini tidak menempatkan mereka berada di daftar utama selama pengobatan dilakukan dan tidak menjadi bagian dari skrining untuk Covid-19," tuturnya.
Oleh karena itu, tindakan terbaik kita sekarang soal kesehatan adalah mengurangi kemungkinan kita terkena Covid-19 yang lebih parah. Apabila Anda adalah perokok atau pengguna vape, mungkin ini saat yang tepat untuk berhenti demi kesehatan Anda.