Pria

Kenali Asma pada Orang Tua, Riwayat Penyakit yang Diidap Didi Kempot

Sejak kecil Didi Kempot sudah memiliki riwayat penyakit asma.

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Didi Kempot saat menghibur para sobat ambyar di Panggung Big Bang Festival Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12) malam. [Suara.com/Alfian Winanto]
Didi Kempot saat menghibur para sobat ambyar di Panggung Big Bang Festival Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12) malam. [Suara.com/Alfian Winanto]

Himedik.com - Liliek Subagyo, kakak Didi Kempot menuturkan, sang maestro campursari itu memiliki riwayat penyakit asma sejak kecil. Sempat sembuh, namun seiring waktu kembali kambuh.

"Asma dari kecil ada tapi pas udah dewasa baru kambuh lagi, kecapekan. Dia kan kalau kepanasan mesti napas yang dikeluhkan, kedinginan juga," tutur Liliek, dikutip dari Kompas TV, Selasa (5/5/2020).

Ia menambahkan, selama ini Didi Kempot hanya mengatasi sesak napas menggunakan inhaler.

"Sebetulnya sakitnya enggak ketahuan. Cuma sesak napas terus disemprotkan (obat asma) itu sembuh lagi," sambungnya.

Meski begitu, Liliek mengaku belum mengetahui penyebab meninggalnya pelantun Pamer Bojo ini.

Didi Kempot (Suara.com)
Didi Kempot (Suara.com)

Asma merupakan satu dari sekian banyak penyakit kronis atau jangka panjang pada saluran pernapasan. Penyakit ini ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas sehingga menimbulkan sesak atau sulit bernapas.

"Orang-orang berpikir tentang asma mulai dari masa kanak-kanak, tetapi mengembangkan asma di kemudian hari lebih umum daripada yang Anda pikirkan," kata ahli paru Rachel Taliercio, DO.

Namun sayangnya, asma pada orang tua cukup sulit dikenali.

"Asma bisa membingungkan pada orang tua karena gejalanya sering tumpang tindih dengan kondisi lainnya," ujar profesor Alergi dan Imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Morsani di Florida Selatan, Dennis K. Ledford, MD.

"Itu sebabnya sangat penting bagi pasien untuk berbicara dengan dokter jika melihat ada perubahan pada pernapasan, apakah mereka telah didiagnosis dengan asma atau belum," sambungnya, dilansir dari Everyday Health.

Ilustrasi sesak napas. (Shutterstock)
Ilustrasi sesak napas. (Shutterstock)

Berdasarkan Cleveland Clinic, asma lebih berbahaya pada orang dewasa.

"Tingkat kematian untuk awitan penyakit asma orang dewasa jauh lebih tinggi daripada angka kematian untuk asma anak-anak. Salah satu alasannya mungkin karena orang dewasa mengabaikan gejala asma atau mengaitkannya dengan kelebihan berat badan," tulis Cleveland Clinic.

Gejala asma juga dapat meniru gejala penyakit lainnya, termasuk hiatal hernia, gangguan perut, gagal jantung, artitis reumatoid, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan asma dapat merusak fungsi paru-paru secara permanen.

Berita Terkait

Berita Terkini