Wanita

Pulang dari Taiwan, Wanita Ini Alami Jerawat Aneh hingga Berat Badan Turun

Awalnya dikira hanya jerawat yang parah.

Dinar Surya Oktarini | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

Rachel Star Withers - (Facebook/Rachel Star)
Rachel Star Withers - (Facebook/Rachel Star)

Himedik.com - Kulit seorang wanita 'membawa oleh-oleh' yang tak wajar sepulang liburan. Wanita bernama Rachel Star Withers itu awalnya memiliki kemerahan dan benjolan di wajahnya saat tur media di Taiwan dan Hong Kong.

Gejala di kulitnya muncul disertai mual tiada henti, yang membuatnya tak nafsu makan dan berat badannya turun. Kondisi tersebut awalnya dikira hanya jerawat yang parah.

Namun, ketika pengobatan yang dilakukan terus-menerus tak menyembuhkan kulitnya, Rachel menyadari bahwa wajahnya mengalami penyakit yang lebih buruk daripada jerawat separah apapun. Terlebih, bercak merah di wajahnya pecah menjadi luka yang terbuka.

Wanita asal South Carolina ini pun memeriksakan kulitnya ke ahli dermatologi dan diberi tahu bahwa itu hanya jerawat biasa. Dirinya hanya diberi Accutane, perawatan retinoid yang intens untuk jerawat, tetapi tidak ada yang terjadi.

"Saya sudah menggunakannya bertahun-tahun lalu, jadi menurut saya ini bukan jerawat kistik. Ini sesuatu yang berbeda, saya tahu," katanya, dikutip dari People, Selasa (15/1/2019). "Tapi dokternya tidak mau mendengarkan saya."

Sementara itu, ahli dermatologi yang lain memberinya lebih banyak obat, tetapi sekali lagi, tak berfungsi sama sekali. "Kondisi kulit saya bertambah buruk," kata Rachel. "Padahal saya tidak pernah alergi pada apa pun selama ini, dan kemudian hal aneh ini muncul di dagu saya. Itu seperti karung seukuran bola ping-pong yang menyakitkan."

Rachel kemudian mencoba tes alergi dan diberi obat alergi, tetapi lagi-lagi tak ada yang berubah. Ia menyebutkan, bahkan telah menemui sekitar 15 sampai 20 dokter untuk mengatasi masalahnya. Namun, semuanya berakhir sama, hingga Rachel frustrasi pada keadaannya.

Rachel Star Withers - (Facebook/Rachel Star)
Rachel Star Withers - (Facebook/Rachel Star)

Lama kelamaan Rachel mulai menderita sakit punggung, dan suatu hari saat latihan tinju, yang rutin dilakukannya, Rachel tiba-tiba tidak bisa mengangkat lengan. Sejak itu, akhirnya wanita 33 tahun ini menemukan dokter yang bersedia benar-benar membantu.

Luka di wajah Rachel diusap, dan dokter mendapati Klebsiella oxytoca tingkat tinggi, bakteri pemakan daging yang serius. Para dokter pun berjuang untuk menemukan antibiotik yang tepat untuk mengobati bakteri itu.

Selama beberapa minggu kondisi wajah Racherl terus memburuk, kulitnya mengeras, dan otot-otot wajahnya di sisi kanan mulai tak bisa bekerja. Namun, kemudian dokter lain mengirim hasil sampel dari sekaan wajah Rachel ke pusat penyakit menular Carolina Selatan, yang kemudian bersikeras meminta Rachel ke ruang gawat darurat dan mulai minum antibiotik tanpa henti.

Rachel mengatakan, pada akhir Oktober 2018, setahun setelah gejala di kulitnya muncul, sebagian wajahnya sempat akan diambil. Namun, hal itu tetapi batal dilakukan karena dua hari kemudian luka di wajah Rachel membusuk dan menumbuhkan jaringan baru. Antibiotik yang ia minum rupanya telah menghentikan semua infeksi.

Saat ini Rachel masih dalam masa pemulihan. Dirinya tak boleh melakukan kegiatan yang menguras energi, termasuk latihan tinju yang biasa ia lakukan.

Para dokter masih belum tahu persis bakteri yang menggerogoti Rachel, tetapi mereka menganggapnya semacam Klebsiella oxytoca. Mereka menilai, Rachel terjangkit saat berada di Asia, meskipun tak tahu bagaimana.

Rachel sendiri mengaku tidak kapok untuk kembali ke Taiwan dan Hong Kong. "Saya akan ke sana lagi, tentu saja," katanya.

Berita Terkait

Berita Terkini