Wanita

Tak Hanya Berat Bayi Kurang, Ini Risiko Kehamilan saat Remaja

Apa saja risiko kehamilan saat remaja?

Rima Sekarani Imamun Nissa | Yuliana Sere

Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Pablo Heimplatz)
Ilustrasi ibu hamil. (Unsplash/Pablo Heimplatz)

Himedik.com - Bagi kebanyakan remaja, kehamilan adalah peristiwa kehidupan yang tidak direncanakan dan menantang. Tidak mudah menjadi remaja hamil. Ini merupakan peristiwa yang dapat mengubah rute seluruh hidup mereka.

Selain implikasi pada pendidikan dan keuangan, hamil saat remaja dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa masalah kesehatan yang berpotensi serius bagi ibu dan bayinya.

Risiko ibu untuk anemia dan depresi pascapersalinan meningkat dan bayi lebih mungkin dilahirkan prematur dan memiliki berat badan lahir rendah.

Melansir dari livestrong, berikut beberapa efek risiko kehamilan saat remaja.

Berat bayi rendah

Ibu yang masih remaja lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, yaitu bayi dengan berat kurang dari 5,5 kg.

Ilustrasi perut membesar seperti hamil - (Pixabay/Katerina_Knizakova)
Ibu hamil - (Pixabay/Katerina_Knizakova)

Studi yang diterbitkan dalam ''International Journal of Epidemiology'' pada April 2007 menemukan ibu yang berusia 10 hingga 19 tahun memiliki kemungkinan 14 persen lebih tinggi untuk memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang berusia 20 hingga 24 tahun.

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang berisiko mengalami masalah jantung, paru-paru, dan otak.

Lahir prematur

Ketika wanita melahirkan di usia remaja, mereka berisiko lebih tinggi melahirkan bayi lebih awal atau prematur.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam ''British Medical Journal'' pada November 2014 menemukan kelahiran prematur secara signifikan lebih mungkin untuk ibu remaja daripada wanita yang melahirkan di usia 20-an atau awal 30-an.

Ilustrasi hamil (Unplash/freestocks.org)
Ilustrasi hamil (Unplash/freestocks.org)

Anemia

Ibu remaja lebih mungkin mengembangkan anemia atau tingkat sel darah merah rendah yang abnormal selama kehamilan.

Anemia selama kehamilan dapat menimbulkan masalah bagi ibu dan bayi, termasuk peningkatan risiko kelahiran prematur dan kesulitan selama persalinan dan melahirkan.

Depresi Pascapersalinan

Memiliki bayi saat remaja membuat ibu berisiko lebih tinggi mengalami depresi pascapersalinan.

Ilustrasi hamil (Pixabay/Bgmfotografia)
Ilustrasi hamil (Pixabay/Bgmfotografia)

Ibu remaja kira-kira dua kali lebih mungkin mengalami depresi pascapersalinan dibandingkan dengan ibu dewasa, menurut sebuah artikel pada Mei 2014 di ''BMC Pregnancy and Childbirth''.

Depresi pascapersalinan meliputi kesedihan, kesulitan tidur dan kecemasan. Dalam kasus yang parah, ibu mungkin berpikir untuk melukai dirinya sendiri atau bayinya.

Namun, tidak setiap remaja yang hamil dan tidak setiap bayi yang lahir dari ibu remaja akan memiliki masalah kesehatan.

Mendapatkan perawatan prenatal sepanjang kehamilan dapat mengurangi risiko masalah kesehatan yang terkait dengan kehamilan remaja.

Berita Terkait

Berita Terkini