Wanita

Studi Ungkap Tidur dengan Lampu dan TV Menyala Picu Kenaikan Berat Badan

Para wanita yang berusia antara 35-74 tahun tersebut melaporkan jumlah paparan cahaya buatan pada malam hari.

Vika Widiastuti

Tidur miring - (Pixabay/Claudio_Scott)
Tidur miring - (Pixabay/Claudio_Scott)

Himedik.com - Sebuah studi mengungkapkan, tidur dengan lampu atau TV menyala bisa meningkatkan berat badan

Dilansir dari Daily Mail, studi ini diikuti oleh wanita yang selama lima tahun membiarkan lampunya tetap menyala saat tidur. Mereka melaporkan kenaikan berat badan 5 kg.

Para peneliti pun percaya hal ini membuat tidur terganggu dan pada akhirnya berdampak pada keseimbangan hormon. Lalu membuat orang mencari makanan. Menurut ahli temuan ini pun semakin menambah bukti bahwa menyalakan lampu saat tidur memiliki dampak bagi kesehatan.

Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Environmental Health Sciences, North Carolina ini melibatkan 44.000 wanita yang terdaftar dalam kelompok Sister Study. Mereka dilaporkan tidak memiliki riwayat penyakit kanker, kardiovaskular, bukan pekerja shift, dan tidak hamil.

Para wanita yang berusia antara 35-74 tahun tersebut melaporkan jumlah paparan cahaya buatan pada malam hari.

Ilustrasi tidur. (Shutterstock)
Ilustrasi tidur. (Shutterstock)

Temuan yang dipublikasikan dalam Jama International Medicine itu mengungkapkan, dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar cahaya buatan, wanita yang tidur dengan lampu atau TV menyala 22 persen lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan dan 33 persen lebih mungkin mengalami obesitas.

Penulis juga mengungkapkan, kurang tidur pun bisa mengubah hormon yang mengatur nafsu makan. Tidur yang lebih singkat berarti memiliki lebih banyak waktu terjaga dan waktu untuk makan.

Dr Yong-Moon Mark Park, ketua peneliti juga menunjukkan bahwa paparan cahaya buatan di malam hari juga mencerminkan perilaku yang tidak sehat, seperti pola makan tidak sehat, gaya hidup, stres, dan kerugian sosial ekonomi. Menurutnya mengurangi cahaya buatan di malam hari bisa mencegah obesitas.

Sementara itu, Profesor Malcolm von Schantz, dari University of Surrey mengungkapkan temuan itu masuk akal secara biologis. 'Kita tahu bahwa cahaya pada malam hari memengaruhi jam tubuh. Kita tahu dari penelitian eksperimental bahwa cahaya pada malam hari bisa memengaruhi metabolisme kita dengan cara yang konsisten meningkatkan risiko sindrom metabolik," ungkapnya.

Hal baru dalam makalah tersebut adalah studi longitudinal yang membandingkan berat individu pada awal dan lima tahun kemudian.

"Temuan baru ini tidak akan mengubah saran untuk menjaga tidur yang baik, menghindari gangguan cahaya dan elektronik di kamar tidur, tetapi mereka menambah kekuatan lebih lanjut untuk kasus ini," lanjutnya.

Dr Michelle Miller, profesor kedokteran biokimia, University of Warwick turut berkomentar terhadap penelitian tersebut. "Para penulis telah menyesuaikan untuk banyak pembaur potensial termasuk durasi tidur yang dalam penelitian ini dan sebelumnya secara prospektif dikaitkan dengan peningkatan obesitas, terutama pada anak-anak," katanya.

Para ahli pun mengatakan, penelitian ini bisa lebih kuat jika para peserta memakai instrumen yang melacak aktivitas mereka dan paparan cahaya, daripada mengandalkan laporan diri.

"Namun temuan ini konsisten dengan saran saat ini bahwa lingkungan tidur harus gelap," pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini