Wanita

Terkena Bakteri di Air Liur Anjing, Kaki dan Jari Wanita ini Diamputasi

Air liur anjing atau bahkan kucing mengandung bakteri pantogen capnocytophaga canimorsus.

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

Anjing lucu. (unsplash/@Nikolay Tchaouchev)
Anjing lucu. (unsplash/@Nikolay Tchaouchev)

Himedik.com - Kathy Roberts terinfeksi bakteri yang berada di air liur anjing peliharannya dan mulai mengalami gejala yang mirip dengan penyakit flu pada Oktober 2018 lalu.

Kaki dan enam jari seorang wanita asal Tuttle, Oklahoma, ini pada akhirnya harus diamputasi setelah terinfeksi air liur dari gigitan anjingnya.

Gejala awal yang dirasakannya adalah kelelahan, dan satu bulan kemudian ia merasa sulit untuk menggerakkan kaki kanannya hingga wanita 60 tahun tersebut harus dilarikan ke Rumah Sakit St Anthony, Oklahoma.

Parahnya, dalam beberapa hari anggota tubuhnya mulai menghitam.

Melansir Daily Mail, Roberts mengalami infeksi bakteri capnocytophaga canimorsus yang sudah menyebar ke seluruh tubuhnya melalui darah.

Dokter menduga, infeksi ini berasal dari air liur anjing peliharaannya.

"Saya memberi anjing saya beberapa potong daging ayam pada suatu malam dan dia mengambil sepotong dari tangan saya, saya tidak memperhatikan," kata Roberts kepada News 4.

Roberts terinfeksi (YouTube/KFOR)
Roberts terinfeksi (YouTube/KFOR)

Tanpa sengaja, sang anjing menggigit tangannya saat mengambil potongan ayam tersebut.

Roberts mengaku saat itu ia langsung mencuci dan memberi krim antibiotik pada lukanya.

Bakteri capnocytophaga canimorsus, menurut National Institutes of Health (NIH), dapat ditemukan di air liur anjing atau kucing yang sehat.

Satu studi pada 2014 dari Jepang menemukan bakteri itu ada pada 69% anjing dan 54% kucing. Bakteri pantogen ini ditularkan ke manusia melalui gigitan dan jilatan, yang masuk ke kulit melalui luka terbuka.

Infeksi ini jarang terjadi, dan biasanya dapat diobati secara efektif dengan antibiotik.

Tapi dalam kasus tertentu, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit parah pada mereka yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.

Semakin cepat infeksi didiagnosis semakin baik peluang untuk bertahan hidup. Sekitar 30% dari semua yang terinfeksi, meninggal.

Akibat kerusakan pada jaringan dan ototnya, dokter terpaksa harus mengamputasi kaki dan beberapa jari tangannya.

Berita Terkait

Berita Terkini