Himedik.com - Orang yang mengalami menopause dini akibat insufisiensi ovarium prematur (POI) bisa mengalami gejala yang intens. POI terjadi akibat fungsi ovarium berhenti dan menyebabkan menopause sebelum usia 40 tahun.
Melansir dari Medicinenet, penelitian baru membandingkan gejala menopause akibat POI dan menopause biasa. Penelitian tersebut melibatkan hampir 300 perempuan.
Baca Juga
Penting, Ini Aktivitas yang Perlu Dilakukan Usai Vaksin Covid-19
Jangan Makan Apel Lebih dari 2 Kali Sehari, Ini Dampaknya Pada Tubuh!
Dikira Permen, Wanita Ini Tak Sengaja Makan Petasan Banting
Jangan Asal Pilih Sahabat, Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental dan Fisik
Benarkah Permen Karet yang Tak Sengaja Tertelan akan Menyumbat Usus?
Hanya Karena Masalah Berat Badan, Pernikahan Pasangan Ini Berantakan
Para peneliti menemukan bahwa perempuan dengan POI mengalami gejala menopause yang lebih berat, terutama gejala psikologis dan seksual. Gejala yang muncul juga berupa perubahan suasana hati atau mood, hot flashes, insomnia parah, serta disfungsi seksual seperti vagina kering, hubungan seksual yang menyakitkan, dan penurunan libido.
Gejala ini lebih parah daripada perempuan yang mengalami menopause alami.
"Penting untuk dicatat bahwa, terlepas dari prevalensi atau keparahan gejala, wanita dengan POI harus menerima terapi hormon setidaknya sampai usia rata-rata menopause untuk mengurangi potensi kesehatan yang berefek jangka panjang," kata Dr. Stephanie Faubion, direktur medis American Menopause Society.
Beberapa penelitian telah meneliti prevalensi POI, baik dari tingkat keparahan maupun faktor yang mempengaruhi gejala menopause.
Para peneliti juga menyarankan agar penyedia layanan kesehatan lebih waspada terhadap permasalahan psikologis dan risiko disfungsi seksual pada wanita dengan POI. Penelitian ini telah diteribkan secara online pada North American Menopause Society.