Wanita

Wajah Wanita akan Jadi Lebih Menarik Saat Masa Subur, Benarkah?

Studi terdahulu mengatakan wanita akan lebih menarik saat dalam masa subur, bagaimana dengan studi yang sekarang?

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah

Ilustrasi wanita (unsplash)
Ilustrasi wanita (unsplash)

Himedik.com - Ada klaim bahwa wajah wanita terlihat berbeda saat dalam masa subur, beberapa ilmuwan mengatakan wanita akan terlihat menarik ketika sedang dalam masa subur atau masa ovulasi.

Namun, sekarang ada studi baru yang membantah gagasan tersebut.

Pada 1990-an sejumlah penelitian kecil menunjukkan, pada hari ovulasi simetri jaringan lunak wanita, seperti ukuran payudara, telinga, dan wajah secara halus berubah oleh hormon. Ini membuat wanita lebih menarik bagi lawan jenis.

Tetapi, penelitian yang sama dari studi-studi kecil tersebut tidak menemukan fluktuasi bentuk wakah selama siklus menstruasi wanita.

"Hasil kami menunjukkan bahwa peningkatan daya tarik wajah wanita yang sebelumnya ditemukan dalam fase paling subur dari siklus menstruasi tidak didorong oleh perubahan bentuk wajah," tulis penulis studi, dilansir Science Alert.

Ilustrasi masa subur (Shutterstock)

"Tetapi mungkin berasal dari perubahan lain dalam penampilan wajah, seperti warna kulit yang lebih menarik. Ini menggarisbawahi pentingnya replikasi penelitian dengan metode baru," sambungnya.

Menggunakan ukuran sampel yang lebih besar dan tes hormonal yang lebih rinci daripada penelitian sebelumnya, penelitian baru ini menguji apakah ada perubahan pada daya tarik wanita pada suatu titik dalam siklus menstruasi yang mungkin berkaitan dengan bentuk wajah mereka.

Tetapi memang, saat masa ovulasi semakin mendekat, penelitian melihat adanya perubahan pada tubuh wanita. Misalnya, suara terdengar lebih nyaring dan bau badan bisa menjadi lebih menarik.

Tetapi meskipun ada beberapa bukti wajah wanita lebih menarik bagi pria, hasil ini lebih tipis dan kesimpulan penelitian terdahulu diperdebatkan.

“Hasil ini tidak mendukung laporan fluktuasi simetri pada gambar wajah dan pengukuran tubuh lainnya sepanjang siklus menstruasi,” simpul penulis.

"Perubahan dalam penilaian daya tarik yang ditemukan di beberapa penelitian sebelumnya mungkin juga merupakan produk sampingan dari perubahan tingkat hormonal," pungkas peneliti, yang menerbitkan studinya di Proceedings of the Royal Society B.

Berita Terkait

Berita Terkini