Anak

Perjuangan Peraih Medali Perunggu Olimpiade Sydney Obati Anaknya

Atresia esofagus adalah kelainan kondisi jaringan usus langka.

Rauhanda Riyantama

Winarni, sang peraih medali perunggu cabor angkat besi Olimpiade Sydney 2000. (AFP photo/ Emmanuel Dunand)
Winarni, sang peraih medali perunggu cabor angkat besi Olimpiade Sydney 2000. (AFP photo/ Emmanuel Dunand)

Himedik.com - Winarni, sang peraih medali perunggu Olimpiade Sydney 2000 dalam cabang olahraga angkat besi kini hidup merana. Lantaran ia harus bekerja keras mencari biaya untuk operasi buah hatinya, Achmad Fariz Taufik (2,5 tahun) yang mengidap kelainan usus langka, atresia esofagus.

Atresia esofagus adalah kelainan kondisi jaringan usus yang tidak berkembang saat masih janin. Dampaknya, si penderita tidak memiliki jalur pencernaan dari mulut ke perut.

Walhasil, Fariz, demikian sapaannya, tidak bisa menelan makanan atau minuman. Hingga saat ini ia memiliki berat badan 10 kg lantaran hanya mengonsumsi susu yang dimasukkan melalui selang ke perutnya. Selain kelainan usus, Fariz juga mengidap kelainan jantung dan paru-paru.

Mantan pemegang rekor juara dunia angkat besi kelas 50 kg tahun 1997 yang kini bekerja di PT Pos Indonesia tidak memiliki gaji cukup untuk menutup biaya operasi anaknya. Meskipun dari perusahaan tempatnya bekerja dan Kementerian Pemuda dan Olahraga telah memberikan bantuan. Kabarnya, biaya operasi mencapai Rp 300 juta.

Kisah Winarni pun akhirnya ramai diperbincangkan usai melakukan wawancara dengan sebuah harian nasional. Sebagai upaya untuk membantu Winarni, membentuk gerakan donasi lewat situs kitabisa.com.

Bantuan untuk Winarni bisa disalurkan melalui link berikut. LINK

Berita Terkini