Anak

Kenali 'Brain Fever', Wabah Merebak di India & Sebabkan152 Anak Meninggal

Di salah satu negara bagian India sedang merebak wabah 'brain fever', kenali penyakitnya!

Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah

ilustrasi anak demam (shutterstock)
ilustrasi anak demam (shutterstock)

Himedik.com - Wabah 'brain fever' dikabarkan sedang merebak di salah satu negara bagian di India.

Sebanyak 152 anak di Muzaffarpur, salah satu distrik terpadat di negara bagian Bihar, India, meninggal dunia akibat Sindrom Ensefalitis Akut (AES). Sindrom ini juga dikenal sebagai 'brain fever'.

Melansir BBC UK, menurut Dr Arun Shah, dokter anak lokal, mempercayai penyakit ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis.

Di sisi lain, banyak dokter menyalahkan kematian karena memakan buah leci yang ditanam secara lokal saat perut kosong. Muzaffarpur sendiri memang dikenal sebagai pusat pertumbuhan buah leci di negara tersebut.

Diyakini buah ini mengandung racun yang menghambat kemampuan tubuh untuk menghasilkan glukosa sehingga dapat memengaruhi anak-anak muda yang kadar gula darahnya sudah rendah.

Itu sebabnya, kata dokter, banyak korban telah meninggal karena hipoglikemia, atau gula darah rendah.

Sindrom Ensefalitis Akut (AES) merupakan penyakit otak yang mematikan.

Melansir Times of India, ini adalah gangguan neurologis yang memengaruhi otak dan sistem limbik ketika strain virus atau bakteri tertentu menyerang tubuh.

Pendistribusian makanan ke rumah sakit di Bihar (Instagram/InvisibleIndia)
Pendistribusian makanan ke rumah sakit di Bihar (Instagram/InvisibleIndia)

Menurut Dr Madhukar Bhardwaj, Konsultan, Neurologi, Aakash Healthcare Super Speciality Hospital, Dwarka, "Ensefalitis adalah peradangan jaringan otak. Setelah virus masuk ke dalam darah, ia mulai bermigrasi ke jaringan otak dan menggandakan dirinya."

"Segera setelah sinyal mencapai sistem kekebalan tubuh kita, ia menghasilkan respons terhadapnya dalam bentuk otak yang meradang atau kita dapat mengatakan otak membengkak."

"Ketika respons yang dihasilkan sendiri dan infeksi bergabung, ini mengarah ke ensefalitis virus dan itu memengaruhi sumsum tulang belakang dan sistem saraf pusat kita. Menyebabkan kerusakan sel-sel otak melalui pembuluh darah yang terinfeksi virus."

Di sisi lain, Dr Chandril Chugh, Konsultan Senior & Kepala - Intervensi Neurologi, Max Super Speciality Hospital, Saket, menegaskan fakta bahwa Ensefalitis sangat berbahaya dan perawatan tepat waktu adalah kunci untuk pemulihan.

"'Brain Fever' merupakan keadaan darurat medis dan dapat berubah menjadi penyakit mematikan jika tidak diobati tepat waktu," ujar Dr Chugh.

"Telah ada peningkatan kasus antara 2008 dan 2014, dengan hampir 44.000 kasus dan 6000 kematian dilaporkan dari India saja, terutama di Bihar, di mana anak-anak telah berulang kali menjadi mangsa virus," sambungnya.

Hingga kini, salah satu gejala yang dilaporkan adalah gula darah rendah. Penyakit ini adalah sesuatu yang bermanifestasi ke kondisi yang lebih parah, termasuk demam yang sangat tinggi, koma, delirium, kejang dan disorientasi pada deteriorasi.

Berita Terkait

Berita Terkini