Anak

Mengenal Tumor Otak, Penyakit yang Diidap Anak Marcella Zalianty

Magali didiagnosis menderita tumor otak pada akhir 2014, saat usianya satu tahun.

Rauhanda Riyantama

Marcella Zalianty bersama suaminya, Ananda Mikola. (Instagram/anandamikola27)
Marcella Zalianty bersama suaminya, Ananda Mikola. (Instagram/anandamikola27)

Himedik.com - Ibu mana yang tega melihat anaknya jatuh sakit. Kisah ini benar menimpa pasangan Marcella Zalianty dan Ananda Mikola. Pasalnya, mereka harus berjuang untuk kesembuhan putra keduanya Aryton Magali Sastra Soeprapto (5 tahun) yang mengidap tumor otak.

Mulanya, Magali didiagnosis menderita tumor otak pada akhir 2014, saat usianya satu tahun. Sejak itu Marcella Zalianty tak pernah lelah memberikan yang terbaik untuk kesembuhan anaknya. Kondisi Magali pun berangsur membaik, meski belum ada pernyataan dokter mengenai kesembuhan totalnya.

Empat tahun berselang, tumor otak yang menyerang Magali kembali kambuh. Diketahui, Magali telah menjalani serangkaian perawatan selama 20 hari di rumah sakit. Selama itu pula, sang ibu menemaninya.

Saat ini kondisi Magali semakin membaik. Hal itu diungkapkan Marcella Zalianty dalam akun Instagramnya pada Rabu (11/7/2018). "Sedikit bagian dari moment. Setelah 20 hari melewati hari-hari dan proses yang begitu berat dan sangat melelahkan. Alhamdulillah Allah memberi kekuatan padanya dan pada kami untuk melewatinya," tulisnya dalam keterangan foto.

Dua jagoan, Kana Mahatma Soeprapto dan Aryton Magali Sastra Soeprapto. (Instagram)
Dua jagoan, Kana Mahatma Soeprapto dan Aryton Magali Sastra Soeprapto. (Instagram/anandamikola27)

Mengenal tumor otak

Dilansir dari Klikdokter, tumor otak yang menyerang Magali umumnya terjadi karena adanya massa yang terbentuk di otak akibat pertumbuhan sel-sel yang abnormal. Otak sendiri dilindungi oleh tulang tengkorak yang sangat kokoh, sehingga setiap pertumbuhan sel di dalam ruang terbatas dan tertutup seperti itu dapat menyebabkan masalah.

Tumor otak memiliki dua sifat, jinak dan ganas. Jika yang tumbuh adalah kanker yang ganas, maka dapat terjadi penekanan di organ dan saraf sekitarnya, sehingga akan menyebabkan banyak keluhan akibat kondisi tersebut. Jika ini terus terjadi atau tidak dilakukan penanganan, maka dapat berakibat fatal hingga mengancam nyawa.

Tumor otak juga dapat bersifat primer maupun sekunder. Tumor otak primer berasal dari pertumbuhan sel otak itu sendiri. Banyak kasus tumor otak primer yang bersifat jinak. Sedangkan tumor otak sekunder adalah hasil metastasis dari keganasan kanker atau tumor lain di dekatnya, seperti paru-paru atau payudara.

Faktor risiko terjadinya tumor otak

Terjadinya tumor otak, seperti yang dialami oleh Aryton Magali Sastra Soeprapto, anak Marcella Zalianty, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti:

1. Sejarah keluarga

Hanya sekitar 5-10 persen dari semua kanker yang diwariskan secara genetik atau keturunan. Tumor otak sangat jarang diturunkan secara genetik. Bicarakan dengan dokter jika ada beberapa orang di keluarga yang didiagnosis tumor otak. Selanjutnya dokter akan merekomendasikan Anda untuk melakukan pemeriksaan genetik perihal ketidaknormalan pertumbuhan sel kanker ini.

2. Usia

Risiko untuk sebagian besar jenis tumor otak meningkat seiring bertambahnya usia. Kasus tumor otak yang menimpa Magali menjadi peringatan bahwa penyakit ini pun bisa menyerang anak-anak.

3. Ras

Tumor otak lebih sering terjadi pada ras terentu. Ras Afrika-Amerika lebih cenderung berisiko mengalami meningioma, yaitu tumor yang timbul di lapisan meningeal, yaitu selaput yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.

4. Paparan zat kimia

Terpapar bahan kimia tertentu, seperti yang mungkin didapat di lingkungan kerja tertentu, dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kanker otak. Lembaga Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja menyimpan daftar bahan kimia penyebab kanker yang ditemukan di tempat kerja.

Ilustrasi tumor otak. (shutterstock)
Ilustrasi tumor otak. (shutterstock)

5. Paparan radiasi

Mereka yang sering terpapar radiasi memiliki peningkatan risiko tumor otak. Anda dapat terpapar radiasi pengion melalui terapi kanker dengan menggunakan radiasi tinggi. Anda juga bisa terkena radiasi dari bahan nuklir. Insiden pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima, Jepang, dan Chernobyl, Ukraina, adalah dua contoh bagaimana orang-orang yang di sekitarnya dapat terpapar radiasi pengion.

6. Tidak ada riwayat cacar air

Menurut American Brain Tumor Association, orang-orang dengan riwayat cacar air saat masih masa kanak-kanak memiliki penurunan risiko terkena tumor otak. Jadi, Anda juga perlu waspada ketika anak tidak mengalami cacar air saat masih bocah.

Ketahui gejala tumor otak

Gejala tumor otak tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Beberapa tumor menyebabkan kerusakan langsung dengan menyerang jaringan otak, sedangkan beberapa tumor menyebabkan tekanan pada otak di sekitarnya. Anda akan memiliki gejala yang nyata ketika tumor yang sedang tumbuh memberi tekanan pada jaringan otak Anda.

Gejala umum tumor otak yang paling sering dilaporkan adalah sakit kepala. Sakit kepala seperti apa yang harus diwaspadai?

  • Sakit kepala yang dirasakan lebih buruk pada pagi hari saat bangun tidur
  • Sakit kepala yang terjadi saat Anda sedang tidur
  • Sakit kepala yang diperburuk dengan batuk, bersin, atau karena olahraga

Selain sakit kepala seperti yang disebutkan di atas, Anda mungkin juga mengalami:

  • Muntah
  • Penglihatan kabur
  • Kejang (terutama pada orang dewasa)
  • Kelemahan anggota tubuh atau bagian wajah
  • Perubahan kondisi mental

Faktanya, penyebab pasti tumor otak belum diketahui secara pasti. Belajar dari sakit yang dialami oleh Magali, anak Marcella Zalianty, mengenali tumor otak sedini dan selengkap mungkin, amatlah penting. Semakin cepat diketahui dan didiagnosis, maka harapan pasien untuk dapat sembuh atau mencegah terjadinya penyebaran tumor ke organ lain pun semakin besar.

Berita Terkait

Berita Terkini