Anak

Kenali Twin-To-Twin Transfusion Syndrome yang Dialami 2 Bayi Ini

Sayangnya, mereka tidak bisa bertahan hidup.

Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere

Bayi Kembar Meninggal Setelah Alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)
Bayi Kembar Meninggal Setelah Alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)

Himedik.com - Kejadian menyedihkan menimpa sebuah pasutri di Leighton Buzzard, Inggris. Bayi kembar mereka, Leo dan Tyler yang lahir hanya dalam waktu 25 minggu meninggal 18 hari kemudian tepat pada 26 Mei 2018.

Bayi ini didiagnosis mengalami twin-to-twin transfusion syndrome yang mengancam kehidupan mereka setelah sebelumnya Caroline Willis (26), ibu dari bayi kembar tersebut mengalami sakit perut pada minggu ke-24.

Caroline Willis yang menderita ovarium polikistik mengungkapkan, jika NHS bertindak lebih cepat, kami percaya anak-anak kami akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup.

Saat memegang satu bayinya yang telah meninggal, Caroline mengatakan, ''Melihat anakmu mati di depanmu sangat mengerikan.''

Berbicara soal kehamilan Caroline Willis, dia mengklaim kehamilannya normal sampai dia mulai mengalami rasa sakit yang tidak biasa selama enam bulan.

Bayi Kembar Meninggal Setelah Alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)
Bayi kembar meninggal setelah alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)

''Saya mencoba mendapatkan janji dengan Rumah Sakit Stoke Mandeville,'' katanya.

Kami selalu kontrol tiga kali dalam seminggu, namun kami diberitahu semuanya baik-baik saja.

Caroline hanya diberitahu bahwa si kembar memiliki twin-to-twin transfusion syndrome setelah scan sesaat sebelum kelahiran.

Saya kemudian melahirkan karena Leo sudah gagal jantung namun ia harus lahir dalam keadaan tak bernyawa," katanya.  Tyler adalah seorang pejuang kecil tapi dia sangat kecil dan meninggal 18 hari kemudian.'

Bayi Kembar Meninggal Setelah Alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)
Bayi kembar meninggal setelah alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)

Dilansir dari dailymail, twin-to-twin transfusion syndrome adalah kondisi yang jarang namun serius yang dapat terjadi pada kehamilan identik ketika bayi kembar saling berbagi plasenta.

Koneksi pembuluh darah abnormal terbentuk di plasenta dan mencegah darah mengalir secara merata di antara bayi.

Satu kembar kemudian menjadi dehidrasi, yang mempengaruhi pertumbuhannya. Yang lain mengembangkan tekanan darah tinggi dan menghasilkan terlalu banyak urin.

Hal ini menyebabkan kandung kemih yang membesar dan jumlah cairan amniotik yang berlebihan, yang dapat menekan jantung si kembar, yang menyebabkan gagal jantung.

Tanpa perawatan, twin-to-twin transfusion syndrome bisa berakibat fatal bagi kedua kembar.

Bayi Kembar Meninggal Setelah Alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)
Bayi Kembar Meninggal Setelah Alami twin-to-twin transfusion syndrome. (dailymail)

Sekitar 300 kembar meninggal karena kondisi ini setiap tahun di Inggris, sementara 6.000 bayi terkena dampak setiap tahun di AS.

Menguras cairan ketuban berlebihan dapat membantu memerbaiki aliran darah. Jika ini tidak cukup, operasi laser digunakan untuk menutup pembuluh darah abnormal dan memutusnya secara permanen.

Dokter bedah kemudian mengalirkan cairan berlebih. Bahkan ketika berhasil diobati, kebanyakan bayi twin-to-twin transfusion syndrome lahir prematur.

Namun, mayoritas tetap memiliki hidup yang panjang dan sehat.

Berita Terkait

Berita Terkini