Anak

Seorang Siswa Meninggal Setelah Makan Spageti Basi, Orang Tuanya Kaget

Orang tua AJ mendapati anaknya dalam kondisi tak bernyawa.

Vika Widiastuti

Ilustrasi spageti (Pixabay/Hans)
Ilustrasi spageti (Pixabay/Hans)

Himedik.com - Seorang siswa di Belgia berinisial AJ dilaporkan meninggal setelah makan spageti saus tomat yang dimasak 5 hari lalu. Laporan tersebut dipublikasikan dalam Journal of Clinical Microbiology.

Sebelum melahapnya, AJ memanaskannya lebih dulu spageti tersebut menggunakan microwave. Penulis laporan itu bercerita bahwa setelah makan spageti, AJ meninggalkan rumah untuk berolahraga. Namun 30 menit kemudian ia kembali pulang karena mengeluh sakit kepala, sakit perut, dan mual.

"Pada saat sampai di rumah, dia muntah sangat banyak selama beberapa jam dan pada tengah malam ia mengeluhkan diare cair selama dua kali," kata penulis dalam laporan itu.

AJ diketahui tidak mengonsumsi obat apapun dan hanya minum air putih. Lalu ia tertidur dan pada keesokan harinya pukul 11 siang, orangtua AJ mendapati anaknya dalam kondisi tak bernyawa.

Pemeriksaan post-mortem menentukan bahwa AJ telah meninggal pada pukul 4:00 pagi, dan ditemukan bakteri B. cereus dalam sampel pasta yang tersisa yang diyakini menjadi penyebab kematian AJ.

Dalam klip YouTube yang ditonton lebih dari 1,8 juta kali, Dr Bernard, yang mengidentifikasi dirinya sebagai penyedia informasi kesehatan berlisensi di AS, menjelaskan bahwa pasta basi telah menutup liver AJ.

"Biasanya, keracunan makanan hanya menyebabkan peradangan lambung, mual, muntah dan diare. Tidak biasanya menyebabkan gagal liver akut, seperti yang dialami AJ," kata Bernard dilansir SUARA.com dari Nypost.

Bernard mengatakan penting untuk dicatat bahwa kematian AJ bukan kasus keracunan makanan yang "khas". Ia meminta masyarakat untuk waspada terhadap makanan yang disimpan lama tanpa pendingin, atau apa pun yang berbau aneh.

"Meskipun kami tidak dapat menyimpulkan bahwa bakteri B cereus sebagai penyebab langsung dari kematian AJ, kasus ini menggambarkan tingkat keparahan dari sindrom emetik dan diare dan pentingnya penyimpanan yang memadai untuk makanan. Pasalnya racun sudah terbentuk sebelumnya dalam makanan karena penyimpanan yang buruk," bunyi laporan tersebut.

Jadi memastikan kualitas makanan masih segar atau sudah basi cukup penting sebelum mengosumsi makanan agar tidak mengambil risiko yang didapat siswa ini usai makan spageti basi.

(SUARA.com/ Firsta Nodia)

Berita Terkait

Berita Terkini