Wanita

Dipikir Sakit Perut Biasa, Wanita Ini Ternyata Idap Kanker Ovarium

Itu terjadi hanya beberapa jam setelah diagnosis pertama

Vika Widiastuti | Yuliana Sere

Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash/Marcelo Leal)
Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash/Marcelo Leal)

Himedik.com - Seorang wanita yang mengalami sakit perut parah awalnya hanya mendapat antibiotik setelah didiagnosis. Namun, hal berbeda terjadi padanya hanya setelah beberapa jam.

Melansir dailymail, Joy Vivien Lee (61) didiagnosis menderita kanker ovarium setelah mendapat diagnosis kedua dari seorang dokter.

Kejadian itu bermula ketika dirinya dilarikan ke A&E di Huddersfield Royal Infirmary (HRI) pada 14 Januari. Di sana ia menghabiskan berjam-jam berbaring di kursi ruang tunggu.

Menurut pengakuan keluarganya, dokter yang mendiagnosis Lee tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk menyelidiki dengan benar gejalanya.

Beberapa menit setelah kembali ke rumah di Mirfield, Yorkshire Barat, Inggris, Lee menelepon lagi 999, memberitahukan dirinya sekarat.

Kali ini paramedis membawanya ke Rumah Sakit Umum Pinderfields di Wakefield, di mana dokter menemukan tanda-tanda kanker ovarium yang mungkin telah menyebar ke tulangnya.

Ilustrasi dirawat di rumah sakit (Unplash/rawpixel)
Ilustrasi dirawat di rumah sakit (Unplash/rawpixel)

Lee kembali ke rumah sakit untuk menjalani tes sehingga bisa mendapatkan diagnosis yang tepat.

Saudara Lee, Mark Oldham-Fox mengatakan, "Berat badannya turun sejak akhir Oktober dan belum bisa makan. Dia sakit perut dan punggung bagian bawah, dan dia mengatakan seperti terlihat hamil sembilan bulan."

Saat di Pinderfields, hasil CT scan juga mengungkapkan bahwa dia memiliki bayangan gelap di payudaranya, yang merupakan tanda lain yang diduga kanker.

Ia bahkan telah mengunjungi rumah sakit sejak sebelum Natal karena khawatir tentang rasa sakitnya. Ia diberitahu bahwa itu kemungkinan berhubungan dengan kondisi pencernaan yang tidak serius.

Mark Oldham-Fox juga mengatakan,  Lee bahkan tidak bisa duduk karena rasa sakitnya yang sangat parah. Dia hanya bisa berbaring seperti posisi janin.

"Itu saja seharusnya sudah membuat para dokter khawatir, tetapi dia dibiarkan berbaring seperti itu selama berjam-jam," imbuhnya.

Mark menambahkan petugas medis di HRI bahkan tidak menjadwalkan konsultasi berikutnya untuk saudara perempuannya.

"Saya telah bekerja di perawatan kesehatan selama 30 tahun dan saya tahu perawatan yang diterimanya tidak memuaskan. Itu tidak manusiawi dan sama saja dengan diabaikan," kata Mark.

"Paling tidak Lee seharusnya ditawari obat penghilang rasa sakit namun itu tidak dilakukan tim medis HRI. Jika saya seorang dokter, saya ingin tahu mengapa ini terjadi. Dia jelas kesakitan, dia tidak bisa duduk dan berbaring di kursi ruang tunggu."

"Bagaimana dokter bisa melepaskannya tanpa penyelidikan lebih lanjut adalah di luar pikiran saya. Saya sangat kesal. Saya hanya tidak bisa menerima itu pantas untuk perawatan kesehatan di abad ke-21," tandasnya.

Oldham-Fox menambahkan seluruh keluarganya marah dan telah mengajukan keluhan kepada bos rumah sakit. Kepala HRI mengonfirmasi mereka telah memulai penyelidikan.

Jackie Murphy, kepala perawat di Calderdale dan Huddersfield NHS Foundation Trust, yang mengelola HRI mengatakan, Jelas ini merupakan pengalaman yang menyusahkan bagi Lee.

“Kami benar-benar menyesal mendengar pengalamannya dan diagnosisnya. Kami akan menyelidiki dengan seksama kekhawatiran yang diajukan," sambungnya.

Berita Terkait

Berita Terkini