Info

Peneliti Sebut Tak Ada Bukti Vitamin D Bisa Ringankan atau Cegah Covid-19

National Institute for Health and Care Excellence (NICE) Inggris menegaskan, bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vitamin D bisa mencegah atau menjadi perawatan untuk Covid-19.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi vitamin D. (Shutterstock)
Ilustrasi vitamin D. (Shutterstock)

Himedik.com - Otoritas kesehatan di Inggris, National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menegaskan, bahwa tidak ada bukti mengenai konsumsi vitamin D yang disebut mampu bisa meringankan keparahan atau mencegah Covid-19.

Pernyataan tersebut terkait dengan penelitian dari Irlandia dan Amerika Serikat pada bulan Mei yang menyatakan bahwa pasien dengan kadar vitamin D tinggi mungkin akan selamat dari infeksi. Hal tersebut mengarah pada peningkatan penggunaan suplemen vitamin D. 

Dilansir dari Independent, Nice meneliti lima studi tentang vitamin D sejak ditebitkannya studi soal vitamin D. Mereka menyimpulkan, bahwa tidak ada bukti mendukung konsumsi suplemen bisa mengurangi risiko atau keparahan Covid-19.

"Meskipun ada manfaat kesehatan yang terkait dengan vitamin D, kami tidak mengidentifikasi bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan suplemen vitamin D untuk pengobatan atau pencegahan Covid- 19," kata Paul Chrisp, direktur Center for Guidelines di Nice.

"Kami tahu bahwa penelitian tentang hal itu masih berlangsung dan Nice mencoba meneruskannya dengan memantau bukti yang baru diterbitkan," tambahnya. 

Ilustrasi berjemur di bawah sinar matahari. (shutterstock)
Ilustrasi berjemur di bawah sinar matahari. (shutterstock)

Sementara itu, para ahli dari Scientific Advisory Committee on Nutrition mengatakan bahwa bukti saat ini tidak mendukung suplementasi vitamin D untuk mencegah infeksi saluran pernapasan akut pada populasi umum Inggris.

Mereka hanya menekankan, bahwa vitamin D masih penting untuk kesehatan tulang dan otot. Sebab, vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat yang menjaga kesehatan tulang, gigi, dan otot.

"Saat ini ada beberapa artikel yang sangat menyesatkan tentang dosis besar vitamin D sebagai tindakan pelindung Covid-19 yang tidak benar dan karenanya kebutuhan mendesak untuk menginformasikan kepada publik (tentang kebenarannya)," kata Colin Smith, seorang profesor genomik fungsional di University of Brighton. 

Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]
Ilustrasi Vitamin D. [Shutterstock]

Pada bulan April, Public Health England (PHE) mendesak masyarakat untuk mempertimbangkan mengonsumsi 10 mikrogram vitamin D sehari untuk menjaga kesehatan tulang dan otot mereka, terutama selama berada di rumah dengan jangka waktu yang lama. 

"Dengan banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, terutama kelompok yang lebih rentan dan mereka yang melindungi mereka, maka ada risiko bahwa beberapa orang mungkin tidak mendapatkan kebutuhan vitamin D dari sinar matahari," kata Dr. Alison Tedstone, kepala ahli gizi di PHE.

"Sangat penting mempertimbangkan konsumsi suplemen vitamin D harian 10 mikrogram untuk membantu melindungi kesehatan tulang dan otot," tambahnya. 

Berita Terkait

Berita Terkini