Anak

Heboh Kasus Threesome, Seksolog Beri Solusi Cara Jelaskan ke Anak

Viralnya kasus guru honorer threesome yang terjadi di Bali tentu membuat orangtua ikut khawatir jika anaknya mengetahui atau penasaran dengan perilaku seks tersebut.

Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni

Ilustrasi hubungan seksual threesome - (Shutterstock)</p>
Ilustrasi hubungan seksual threesome - (Shutterstock)

Himedik.com - Kasus threesome kembali terjadi Indonesia, kali ini melibatkan seorang guru honorer inisial SND dengan kekasihnya AAPW yang pegawai honorer di Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali. Kedua pelaku threesome ini melibatkan anak didik SND yang masih di bawah umur.

Mereka melakukan praktik threesome pada 26 Oktober 2019. Saat itu SND yang merupakan guru SMK membujuk siswinya melakukan threesome dengan iming-iming dibelikan baju baru.

Kasus threesome guru honorer yang melibatkan siswinya ini pun baru terungkap setelah orangtua V melapor ke polisi pada Rabu (6/11) pekan ini.

Viralnya kasus threesome yang melibatkan guru honorer dan siswi didiknya ini tentu bisa menimbulkan rasa penasaran pada anak-anak, khususnya yang aktif bermain media sosial.

Bagi anak-anak yang belum mengetahui tentang threesome, mungkin saja akan menanyakan hal tersebut kepada orangtua. Dalam situasi ini, orangtua tak seharusnya panik dan menghindari pertanyaan anak.

Menurut dr. Made Oka Negara dari Asosiasi Seksologi Indonesia, mengatakan seharusnya orangtua justru memanfaatkan situasi ini untuk mengedukasi anak mengenai hubungan seksual berisiko.

Ilustrasi threesome. [Shutterstock]
Ilustrasi threesome. [Shutterstock]

Orangtua bisa memaparkan risiko apa saja yang bisa ditimbulkan dari hubungan seksual sebelum menikah dan dampak jejak digital.

"Justru ini kesempatan baik buat orang tua dan orang dewasa untuk menjelaskan dan memberi edukasi seksual kepada remaja atau anaknya yg sudah terpapar berita viral ini di internet," ujar seksolog tersebut saat dihubungi oleh Suara.com, Jumat (8/11/2019).

"Menjelaskan tentang risiko hubungan seksual dan penggunaan gadget, yang tidak hanya tentang kehamilan tidak diinginkan, IMS, juga risiko informasi yang tersebar viral jika mendokumentasikannya atau ada yangengetahuinya," lanjut dr. Made Oka Negara.

Dalam hal ini, orangtua tidak perlu menjelaskan secara gamblang mengenai hubungan seksual threesome. Orangtua bisa menegaskan kapan waktu yang tepat untuk mereka berhubungan seksual.

Selain itu, orangtua juga bisa menjelaskan tentang kesetiaan sebagai pembahasan yang lebih halus daripada hubungan seksual threesome. Intinya, orangtua harus menyesuaikan pembahasan mengenai kasus ini dengan usia dan tingkat pemahaman anak.

"Ajarkan konsep tanggung jawab. Bertanggung jawab bahwa hubungan seksual harus baru bisa dilakukan di saat yg tepat, misalnya saat berniat membina keluarga dan rumah tangga. Kedua, ajarkan konsep kesetiaan, bahwa mencari pasangan itu termasuk pasangan hidup harus saling setia," paparnya.

Berita Terkait

Berita Terkini