Himedik.com - Penyakit kawasaki atau sindrom kawasaki yang dikaitkan dengan komplikasi Covid-19 pada anak adalah penyakit langka dan menyebabkan dinding pembuluh darah di tubuh menjadi meradang.
Dilansir dari CNN, menurut National Health Service (NHS) Inggris, kondisi tersebut juga dikenal sebagai sindrom kelenjar getah bening mukokutan yang sering memengaruhi anak-anak.
Baca Juga
Ungkap Peradilan Anak, Suara.com Raih Liputan Terbaik UNICEF-AJI
Jangan Makan Garam Berlebihan, Bisa Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh!
Kondisi Kim Jong Un Sempat Vegetatif, Mungkinkah akan Pulih?
Hewan Peliharaan Juga Perlu Atur Jarak Sosial, Ini Risiko Bahayanya!
Peneliti Sebut Kelelawar dan Virus Corona Berevolusi selama Jutaan Tahun
Masuk Golongan Rentan Terinfeksi Covid-19, Bolehkah Tetap Puasa?
Gejala dari penyakit ini adalah suhu tinggi yang berlangsung selama lima hari atau lebih, ruam, kelenjar bengkak di leher, bibir pecah-pecah kering, jari tangan atau kaki merah dan mata merah.
"Untungnya penyakit seperti Kawasaki sangat jarang, namun saat ini penyakit kawasaki terkait dengan komplikasi Covid-19 pada anak-anak. Penting bagi dokter untuk mengetahui adanya potensi kemunculannya sehingga mereka dapat memberi anak-anak dan remaja perawatan dengan cepat," kata Profesor Simon Kenny, direktur klinis nasional NHS untuk anak-anak dan remaja pada CNN.
Kawasaki juga menimbulkan kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi jantung.
Menurut Mayo Clinic, penyakit tersebut adalah penyebab utama penyakit jantung yang di Amerika Serikat, dan komplikasi serius dapat mencakup aneurisma dan pelebaran arteri koroner.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan, bahwa intravena secara substansial penyakit kawasaki dapat mengurangi perkembangan kelainan arteri koroner.
Menurut NHS, sekitar 25 persen anak-anak dengan penyakit yang tidak menerima perawatan terus mengalami komplikasi jantung yang dapat mencakup kondisi seperti serangan jantung dan penyakit jantung.
Para ahli mengakui bahwa penyebab penyakit Kawasaki tidak sepenuhnya dipahami, tetapi berpikir bahwa anak-anak yang mengembangkannya bisa secara genetis memiliki kecenderungan untuk itu, karena mewarisi gen tertentu dari orang tua mereka.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dari Asia Timur Laut, terutama Jepang dan Korea.
Meskipun begitu, para ahli menegaskan bahwa keadaan parah terkait Covid-19 pada anak-anak terhitung jarang.