Anak

Banyak Anak Alami Diabetes Tipe 2, Bagaimana Faktor Risiko dan Gejalanya?

Umumnya orang-orang menganggap bahwa masalah diabetes hanya berisiko pada orang dewasa. Padahal diabetes pada anak-anak juga mengalami peningkatan.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

Ilustrasi anak obesitas. (Shutterstock)
Ilustrasi anak obesitas. (Shutterstock)

Himedik.com - Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) menyatakan bahwa angka anak dan remaja yang menderita diabetes tipe 2 cukup meningkat.

Melansir dari Everyday Health, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa setidaknya pada tahun 2015 ada 5.700 anak-anak yang didiagnosis dengan diabetes tipe 2 per tahun di Amerika.

Kebanyakan anak-anak yang terkena diabetes tipe 2 adalah mereka yang keturunan Asia Amerika, keturunan orang pasifik, hispanik, hingga berkulit hitam.

"Saya melihat obesitas pada anak-anak di bawah usia 10 tahun yang saat ini menjadi epidemi di bidang pediatri, karena gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan pola makan," kata Dr. Perez-Colon yang berpraktik di Kidz Medical Services di Miami dan Hialeah, Florida.

Ilustrasi anak obesitas atau kegemukan. (Shutterstock)
Ilustrasi anak obesitas atau kegemukan. (Shutterstock)

Obesitas menjadi kondisi yang sering kali dikaitkan dengan diabetes. Selain itu, anak-anak yang tidak melakukan skrining di antara usia 10 tahun juga berisiko terkena diabetes.

Menurut CDC, berikut adalah beberapa faktor yang bisa memengaruhi peningkatan risiko diabetes pada anak, antara lain:

  1. Riwayat keluarga
  2. Berat badan
  3. Kurang gerak
  4. Tekanan darah tinggi
  5. Kolesterol tinggi
  6. Status pendapatan yang rendah
  7. Anak kulit berwarna (hitam, hispanik, Asia, hingga anak keturunan Pasifik)
  8. Anak dari ibu dengan diabetes gestational

Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) menyatakan bahwa anak-anak dengan diabetes tipe 2 bisa mengembangkan berbagai gejala seperti sering kencing, mudah haus, mudah lapar meski sudah makan cukup, dan merasa kelelahan.

Diabetes tipe 2 pada anak dan remaja juga bisa menghasilkan komplikasi seperti masalah saraf, mata, ginjal, darah tinggi , kolesterol tinggi, bahkan stroke.

Meski anak-anak berisiko, namun menurut dokter Perez-Colon yang juga merupakan endoktrinologis pediatrik menyatakan bahwa risiko diabetes pada anak bisa dihindari.

Ilustrasi anak menangis [Shutterstock]
Ilustrasi anak menangis [Shutterstock]

"Hanya karena Anda memiliki faktor risiko diabetes tidak berarti Anda akan mengidap diabetes yang tidak terkontrol. Hal ini tergantung pada anak dan keluarganya untuk mengubah risiko dan menerapkan kebiasaan sehat," ujar Perez-Colon.

Berita Terkait

Berita Terkini