Himedik.com - Keterlibatan seorang ayah dari keluarga berpenghasilan rendah yang terlibat dalam mengasuh anak-anak mereka dapat membantu meningkatkan kesehatan dan perilaku mental anak mereka. Hal ini dinyatakan dalam penelitian diterbitkan dalam jurnal Social Service Review.
Melansir dari Medical Xpress, para peneliti dari Rutgers University-New Brunswick menemukan bahwa remaja dari keluarga berpenghasilan rendah yang ayahnya lebih sering terlibat secara langsung pada pertumbuhan anak memiliki lebih sedikit masalah perilaku dan emosional saat remaja atau dewasa.
Baca Juga
Meggie Keenan, Wanita Pertama yang Suntik Vaksin Covid-19 di Dunia!
Penyakit yang Mewabah Saat Perang Dunia I Muncul Lagi, Ditularkan oleh Kutu
Didiagnosis Tak Punya Rahim, Wanita Ini Akhirnya Punya Anak
Obesitas dan Diabetes Tingkatkan Keparahan Malaria, Begini Penjelasannya
Studi: Salah Satu Obat untuk Diabetes Mungkin Bisa Ringankan Covid-19
Covid-19 Ringan Tak Bisa Dianggap Remeh, Ketahui 5 Bahayanya!
Keterlibatan ayah bisa dalam hal memberi makan, membaca, bermain bersama, menyiaplan pakaian, dan lain sebagainya.
Dengan mengurangi risiko kesehatan mental anak dari keluarga berpenghasilan rendah, maka ada proses mengurangi kesenjangan yang signifikan antara orang miskin dan mereka dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi.
"Rata-rata, anak-anak dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung memiliki lebih banyak masalah perilaku," kata penulis utama Lenna Nepomnyaschy, seorang profesor di Rutgers University-New Brunswick's School. Pekerjaan Sosial.
"Ayah mereka memiliki tingkat keterlibatan keseluruhan yang lebih rendah daripada mereka yang berada dalam keluarga dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi," imbuhnya.
Para peneliti menganalisis data tentang perilaku jangka panjang 5.000 anak yang lahir antara tahun 1998 hingga 2000. Mereka berfokus pada frekuensi keterlibatan ayah mereka, dari usia 5 hingga 15 tahun melalui keterlibatan memberi makan, bermain, membaca dan membantu pekerjaan rumah.
Menurut Nepomnyaschy, ayah dengan pendidikan yang lebih rendah, pekerjaan dengan keterampilan yang lebih rendah, dan upah yang lebih rendah mungkin merasa sulit untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka karena tuntutan sosial dan ekonomi.
Para peneliti mendesak pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kebijakan pengupahan dan jam kerja yang membuat ayah memiliki kesempatan untuk terlibat dengan anak-anak mereka.