Anak

Waspada, Anak Sering Ngorok Berpotensi Alami Hipertensi saat Remaja

Anak yang sering ngorok disebut berpotensi mengalami hipertensi.

Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana

ilustrasi anak tidur - (Pixabay/Pexels)
ilustrasi anak tidur - (Pixabay/Pexels)

Himedik.com - Anak-anak yang mengalami apnea tidur obstruktik yang tidak dirawat dengan baik hingga remaja lebih mungkin mengembangkan hipertensi. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang disusun oleh para peneliti dari Sleep Research and Treatment Center dari Penn State University College of Medicine di Hershey, Pennsylvania.

Tetapi anak-anak yang apnea tidurnya menghilang pada masa remaja tidak memiliki peningkatan risiko.

Melansir dari Medical Xpress, apnea tidur obstruktif dalah kondisi saat pernapasan terhenti saat tidur yang menyebabkan mendengkur. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal peer-review.

Studi baru ini mengamati 421 anak-anak, usia 5 hingga 12 tahun yang dimonitor semalaman di laboratorium tidur. Dari anak-anak tersebut, sekitar 12 persen memiliki setidaknya apnea tidur obstruktif ringan.

Setelah lebih dari tujuh tahun masa tindak lanjut, ketika sebagian besar anak berusia antara 12 hingga 19 tahun, apnea tidur telah menghilang pada lebih dari setengah peserta. 

Ilustrasi anak tidur. (Shutterstock)
Ilustrasi anak tidur. (Shutterstock)

Namun peneliti menemukan bahwa anak-anak yang apnea tidurnya berlanjut hingga masa remaja memiliki kemungkinan 2,9 kali lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi. Jika sleep apnea dimulai pada usia remaja, mereka 1,7 kali lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi.

"Karena tekanan darah tinggi dapat menyebabkan bahaya yang serius, perhatian terhadap kualitas tidur anak adalah penting dan diagnosis apnea tidak boleh diabaikan," kata Julio Fernandez-Mendoza, peneliti utama sekaligus profesor di Sleep Research and Treatment Center dari Penn State University College of Medicine di Hershey, Pennsylvania.

Meski begitu, tidak setiap anak yang mendengkur mengalami apnea tidur, tapi dengkuran keras adalah indikator yang paling umum masalah kesehatan ini," imbuhnya. 

Berita Terkait

Berita Terkini