Tujuh Juta Anak di Indonesia Alami Stunting, Simak Tiga Tips Mencegahnya

DAnak-anak Indonesia di bawah usia lima tahun (balita) berisiko mengalami stunting.KT Indonesia menyatakan bahwa anak-anak di Indonesia rentan mengalami stunting.

Fita Nofiana
Jum'at, 25 Juni 2021 | 12:00 WIB
Ilustrasi anak-anak. (Pixabay/jarmoluk)

Ilustrasi anak-anak. (Pixabay/jarmoluk)

Himedik.com - Sekitar tujuh juta balita di Indonesia mengalami stunting, kondisi gagal tumbuh, dan kerdil. Menurut UNICEF, Indonesia menjadi salah satu negara dengan beban stunting pada anak tertinggi di dunia. Tak mengherankan bahwa stunting menjadi prioritas kesehatan utama 

Dari rilis dari DKT Indonesia, diperkirakan bahwa pandemi Covid-19 berisiko meningkatkan kekurangan gizi anak sebesar 15 persen secara global. Hal ini yang dikhawatirkan akan meningkatkan angka stunting.  

Bertepatan pada Hari Bidan Nasional 2021, DKT Indonesia melalui Andalan Kontrasepsi bekerja-sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), menghadirkan kampanye “Ayo Cegah Stunting!”.

Baca Juga: Waspada, Rambut Beruban Bisa Terkait Penyakit Jantung

“Salah satu faktor tingginya angka stunting di Indonesia dikarenakan jarak antar kehamilan yang terlalu dekat. Selain itu, faktor asupan gizi pada masa kehamilan serta rutin tidaknya Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan pada saat mengandung, juga berkontribusi," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes.

Tak sendirian, President Director DKT Indonesia, Juan Enrique Garcia juga menyatakan hal senada.

Stunting (DKT Indonesia)
Stunting (DKT Indonesia)

“Sebagai organisasi kesehatan reproduksi dan KB terbesar di Indonesia, kami merasa perlu untuk mengkomunikasikan pentingnya langkah pencegahan stunting, dikarenakan kesuksesan program KB di Indonesia juga berdampak secara langsung terhadap angka penurunan stunting," imbuhnya.

Baca Juga: Jamur Dapat Bantu Atasi Kekurangan Nutrisi, Tambahkan ke dalam Masakan

Dalam iklan layanan masyarakat “Ayo Cegah Stunting!”, berikut rekomendasi pencegahan stunting anak, antara lain:

  • Konsultasi kehamilan secara rutin. 
  • Merencakan jarak kehamilan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil. Dalam hal ini, jarak kehamilan yang ideal berkisar antara minimal 2 hingga 5 tahun.
  • Lakukan pemeriksaan perkembangan anak yang disesuaikan dengan Kartu Menuju Sehat, lakukan juga imunisasi sesuai jadwal. 
Berita Terkait TERKINI
DBD bisa menyerang siapa saja, di mana saja terlepas dari tempat tinggal, usia, atau gaya hidup....
anak | 10:39 WIB
Issa Xander cuma punya paspor Amerika Serikat....
anak | 10:00 WIB
Ketidakseimbangan pada hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dapat terjadi akibat pola makan yang tidak sehat....
anak | 07:00 WIB
Di Indonesia tak ada vaksin khusus HMPV seperti halnya vaksin covid-19 dan semacamnya....
anak | 10:00 WIB
Penelitian menyatakan bahwa pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko te...
anak | 07:00 WIB
Tak dipungkiri bayi susah tidur adalah masalah umum bagi banyak orang tua....
anak | 07:00 WIB
Kepala bayi terbentur lantai bisa menyebabkan masalah berikut....
anak | 19:16 WIB
Sama seperti ibu lainnya, Tasya Kamila juga selalu berupaya menjaga kesehatan anaknya agar terhindar dari berbagai penya...
anak | 04:30 WIB
Dokter mengingatkan orang tua untuk tidak buru-buru memberikan susu formula (sufor) demi bayinya dapat asupan lebih bany...
anak | 08:00 WIB
Susah makan berisiko mengalami malnutrisi hingga berdampak pada tumbuh kembangnya termasuk melemahnya sistem imunitas....
anak | 20:35 WIB
Tampilkan lebih banyak