Anak

Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan

Meski rentan menginfeksi anak-anak, penyakit campak yang sangat menular ini bisa juga dialami orang dewasa.

Ririn Indriani

Salah satu gejala yang dialami anak saat terinfeksi virus penyebab campak adalah demam tinggi. (Foto: Pexels/Gustavo Fring)
Salah satu gejala yang dialami anak saat terinfeksi virus penyebab campak adalah demam tinggi. (Foto: Pexels/Gustavo Fring)

Himedik.com - Penyakit campak mewabah lagi. Meski penyakit menular ini sering menginfeksi anak-anak, tetapi bisa juga mengenai orang dewasa.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, jumlah kejadian penyakit campak terjadi hampir di semua umur.

“Jumlah kejadiannya sampai Desember 2022 dilaporkan dari 31 provinsi. Pasiennya hampir di semua umur,” katanya beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Nadia menerangkan, ada lebih dari 3.000 kasus campak sepanjang tahun 2022 yang tersebar di 31 provinsi.

“Ada 3.341 kasus di tahun 2022 dilaporkan di 223 kabupaten kota dari 31 provinsi,” ujarnya.

Angka kasus tersebut meningkat sebesar 32 kali lipat. Penyebabnya, kata Nadia, cakupan imunisasi campak tidak sesuai target dalam kurun 2020-2022.

Salah satu alasan mengapa vaksinasi campak tak mencapai target adalah fokus layanan kesehatan sepanjang pandemi COVID-19 fokus pada upaya pengendalian SARS-C0v-2 penyebab COVID-19.

Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi mengalami penurunan peserta pada angka 84 persen dari target imunisasi sebanyak 92 persen.

Imunisasi campak diberikan bersamaan dengan vaksin rubella dalam satu paket vaksin Campak-Rubella sebanyak tiga kali suntikan, yaitu pada umur 9 bulan, 18 bulan dan pada anak setara kelas 1 SD/MI/sederajat.

Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, mengatakan campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.

Penyakit campak berbahaya, karena dapat menyebabkan gangguan saraf permanen, gangguan penglihatan hingga kebutaan, diare hingga dehidrasi, radang paru-paru (pneumonia), hingga menyebabkan kematian.

Dilansir dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ira menuturkan gejala campak ditandai dengan demam tinggi beberapa hari, mata merah, batuk pilek, muncul ruam secara bertahap dimulai dari belakang telinga, lalu muka leher yang menjalar ke seluruh tubuh lain (tangan dan kaki), dan muncul bercak kecil berwarna putih di mulut dan tenggorokan.

“Virus ini menular melalui droplet yang keluar dari hidung dan mulut, saat seseorang yang terinfeksi campak berbicara, batuk, bersin, dan beringus,” imbuhnya.

Menghadapi campak yang tengah mewabah, Ira membagikan beberapa tips pencegahan agar tidak terinfeksi campak.

1. Imunisasi MR/MMR
Imunisasi MR/MMR efektif mencegah anak terinfeksi campak

2. Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi
Ketika seseorang terinfeksi campak, 90% orang yang kontak erat dengan penderita dapat tertular, jika belum memiliki kekebalan terhadap campak.

“Kekebalan terbentuk jika telah di imunisasi atau pernah terinfeksi campak sebelumnya,” jelas Ira.

3. Perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi, serta memenuhi kebutuhan cairan setiap harinya.

4. Cukup Istirahat
Istirahat cukup dan berkulaitas kunci utama tubuh, jiwa, dan pikiran yang sehat.

Tak hanya itu, istirahat cukup juga dapat menurunkan risiko cedera, memperbaiki suasana hati, mengontrol berat badan dan meningkatkan daya ingat dan daya pikir.

5. Segera ke Dokter Bila Anak Bergejala
Bila si kecil menunjukkan gejala terinfeksi vius campak, Parents harus segera membawanya ke fasilitas kesehatan atau DSA terdekat

 

Berita Terkait

Berita Terkini