Himedik.com - Para petani di India pusing dibuat burung-burung usil. Mereka mengeluh banyak burung parkit yang tampaknya kecanduan opium merusak tanaman opium mereka.
Dikutip dari The Independent, Jumat (1/3/2019), sejumlah parkit kecil yang tampaknya sudah giting karena pengaruh narkotika yang kuat, telah menyerbu ladang di Madhya Pradesh puluhan kali tiap hari.
Baca Juga
Mau Bersepeda tapi Takut Kulit Gelap? Coba Terapkan Tips Ini
Mayoritas Impor, Baru 5 Persen Alat Medis di Indonesia dari Produsen Lokal
Sambil Gendong Bayinya, Ayah Ini Jual Kue Pisang Demi Pengobatan sang Anak
Giginya Terlepas, Bocah Ini Didiagnosis Kanker Saat Periksa Gigi
Meski Belum Pernah Berhubungan Seks, Wanita Ini Melahirkan Bayi
Kerusakan tanaman akibat burung ini pun menambah masalah petani, yang sebelumnya sudah bingung tak keruan karena curah hujan yang rendah. Akibatnya, hasil produksi opium legal di negara bagian ini makin berkurang.
Nandkishore, seorang penanam opium di Madhya Pradesh, mengatakan, permohonannya agar pihak berwenang mengambil tindakan tidak dipedulikan.
Dia mengatakan kepada NDTV bahwa produsen di daerah tersebut telah menggunakan sejumlah metode tak biasa sebagai upaya mengusir burung-burung itu, termasuk memakai petasan dan pengeras suara. Namun, semuanya sia-sia.
"Satu bunga poppy menghasilkan sekitar 20 hingga 25 gram opium. Tetapi sekelompok besar burung memakan tanaman ini sekitar 30 hingga 40 kali sehari, dan beberapa dari mereka bahkan terbang membawa kelopak poppy. Ini memengaruhi hasil produksi," katanya.
"Kami sudah menderita karena hujan yang tidak merata, dan sekarang ini. Tidak ada yang mendengarkan masalah kita. Siapa yang akan mengganti kerugian kami?" keluh Nandkishore. "Kami telah mencoba membuat suara keras dan bahkan menggunakan petasan untuk menakuti burung, tapi tidak ada yang berhasil."
Budidaya opium untuk keperluan pengobatan dilakukan di beberapa daerah di India dengan lisensi khusus. Menurut CIA World Factbook, industri pemerintahan ini menjadikan India produsen opium legal terbesar di dunia.